Feb 24, 2012

Budidaya Kambing



001- TERNAK KAMBING YANG BAIK
Faktor yang penting diperhatikan dalam pengembangan ternak kambing adalah pemilihan bibit unggul,ketersediaan sumber pakan, pengendalian penyakit, pemilikan lahan dan prasarana pendukung, dan juga keterampilan serta ketekunan dalam pemeliharaan ternak


Beberapa jenis kambing yang biasa dibudidayakan di indonesia diantaranya :
1- Kambing domba
Kambing domba biasanya dipelihara di padang rumput yang luas ( digembala ) kalau tidak digembala tidak cepat besar dikarenakan kebiasaan makannya siang dan malam tanpa henti


2- Kambing kacang 
Kambing kacang adalah kambing asli indonesia,ukuranya relatif kecil tetapi mudah beradaptasi, dan tahan penyakit (perawatanya mudah). Kambing kacang ciri-cirinya : garis profil kepala lurus atau cekung, daun telinga pendek sekitar15 cm dan berdiri mengarah kedepan, panjang tanduk antara 8 sampai dengan 10 cm, kambing betina rambutnya pendek kecuali bagian ekor dan kambing jantan rambutnya lebih panjang pada dagu (jenggot), tengkuk, pundak, punggung sampai ekor dan pada badan bagian belakang; warna rambut putih, hitam dan coklat atau kombinasi dari dua atau tiga warna tersebut. Kambing jantan tingginya 60-65 cm dan betina 56 cm, dengan bobot badan jantan 25-30 kg dan betina 20-25 kg.


3- kambing Ettawah 
kambing Ettawah merupakan bangsa kambing yang paling populer dan dipelihara secara luas
sebagai ternak penghasil susu  dan daging di India dan Asia Tenggara. Merupakan kambing besar dan bertelinga panjang, berasal dari sekitar sungai Gangga. Warnanya beraneka ragam, mulai dari merah, putih, coklat dan hitam. Telinganya menggantung dengan panjang kurang lebih 30 cm. Profil mukanya cembung dan biasanya bertanduk pendek berbentuk pedang lengkung. Bobot badan jantan adalah sekitar 68-91 kg dan betina 36-63 kg.Tinggi jantan antara 91-127 cm, dan betina 76-107 cm. Kambing Ettawah biasanya melahirkan anak tunggal sekali dalam setahun


4- Kambing Peranakan Ettawah (PE)
Kambing PE adalah hasil persilangan pejantan Ettawah dari India dengan kambing Kacang asli indonesia,Kambing PE memiliki keunggulan badan yang lebih besar dibanding kambing kacang yaitu antara 40-50 kg,bisa menghasilkan susu dan juga nilai jualnya lebih tinggi,(kambing yg sedand populer dibudidayakan di pulau jawa). Tetapi kambing PE memerlukan perawatan yang lebih ekstra dibanding kambing kacang, diantaranya kebersihan kandang dan kwalitas pakan.
Usia Kambing :
Pada umur 6 sampai 8 bulan kambing telah dewasa kelamin ( birahi pertama ), Masa kehamilan adalah 150 hari, dan beranak pertama pada umur 12 bulan tergantung pada tatalaksana pemeliharaannya.Tatalaksana oleh peternak di pedesaan dapat memberikan pertambahan bobot badan harian sebesar 20-30 gram, tetapi tatalaksana yang baik dengan pemberian makanan yang cukup jumlahnya dan baik mutunya dapat memberikan pertambahanan bobot badan harian antara 50-150 gram






002- Langkah Sukses Beternak Kambing  :
1. Pilih dan Gunakan Bibit Kambing yang Baik :
   A. Bibit betina :
        - Umur 8 – 12 bulan
        - Sehat, tidak cacat
        - Mampu menyesuaikan diri dengan kondisi pakan yang tersedia
        - Jika memungkinkan berasal dari keturunan kembar dan mampu beranak 2 -3 ekor
          dalam setiap kelahiran
        - Mampu melahirkan 3 kali dalam 2 tahun atau 8 bulan sekali


   B. Bibit jantan :
        - Umur 8 – 12 bulan
        - Sehat, tidak cacat
        - Kaki kuat dan tidak bengkok
        - Bentuk badan panjang dan punggung rata
        - Dadanya lebar dan dalam
        - Otot tubuh kuat dan padat


2. Berilah Pakan yang baik
  Pakan kambing terdiri dari 2 jenis yakni hijauan sebagai pakan utama dan penguat
(konsentrat) sebagai pakan tambahan. Kebutuhan pakan hijauan sebanyak 5 – 8 kg per ekorper tiap hari diberikan 2 kali sehari, sedangkan konsentrat diberikan 0,5 kg per ekor per hari, (diberikan 1 – 2 jam sebelum hijauan diberikan)
Air minum diberikan secara an libitum (pemberian tidak dibatasi). Garam dapur atau
mollases blok sebaiknya disediakan dikandang sebagai campuran minum.


Jenis pakan hijauan :
A. Rumput-rumputan : Rumput Gajah, Rumput raja, Rumput Benggala, Rumput Setaria,dll
B. Kacang-kacangan : Gamal, Kaliandra, turi, sentrosema, stylosantes, lamtoro, siratro, daun  kacang   tanah, kedelai dll
C. Daun-daunan : Daun nangka, mangkokan, alpokat,daun waru, daun klereside,daun singkong,  daun jagung, dll
D. Limbah pertanian : Limbah sayur-sayuran, daun singkong, daun ubi jalar, daun pisang dll. Hindari pemberian hijauan yang masih muda, jika terpaksa digunakan hendaknya diangin- anginkan selama minimal 12 jam untuk menghindari terjadinya bloat (kembung) pada kambing..


Jenis Penguat: 
Limbah pertanian dan agroindustri : dedak, bekatul, bungkil kelapa, ampas tahu, kulit
kakao, cacahan ubi, dll.


3. Buatkan kandang yang memenuhi syarat
Syarat kandang yang baik antara lain :
- Terpisah minimal berjarak 5 – 7 meter dari rumah ‘bangunan tempat tinggal
- Model panggung
- Aliran udara/sirkulasi udara baik
- Kering dan tidak lembab
- Mudah dalam penanganan kotoran dan urine


  Ukuran kandang :
- Kambing jantan dewasa : 1,2 x 1,5 m2 per ekor
- Kambing betina dewasa : 1,2 x 1,2 m2 per ekor
- Kambing dara : 1 x 1,2 m2 per ekor
- Anak : 1 x 1,2 m2 per ekor


4. Jaga Kesehatan Kambing dengan baik
      Prinsip mencegah lebih baik dibandingkan mengobati harus menjadi pegangan peternak.
   Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang kambing antara lain : cacingan, kudis
   (scabies), orf, sakit mata, kembung (bloat) dan timpani.
  Upaya pencegahan :
    A. Bersihkan kandang dan lingkungan secara rutin. Untuk membersihkan kandang dapat
        dilakukan setiap hari agar kandang dan ternak tidak kotor dan bau.
    B. Tangani secara benar kotoran dan urine kambing yang ada, hindarkan tersebar kemana
        mana dan basah.
    C. Lakukan pengobatan cacing secara teratur tiap 3 -4 bulan sekali.
    D. Lakukan vaksinasi orf
    E. Lakukan pemberian pakan hijauan secara benar, hindari resiko terjadinya kembung
       (bloat).
    F. Pisahkan kambing yang sakit dengan yang sehat agar tidak menular.


  Upaya pengobatan :
    A. Berikan obat sesuai petunjuk petugas kesehatan ternak.
    B. Berikan perhatian khusus agar ternak cepat pulih


5. Tangani dan Kelola Reproduksi Ternak dengan Benar
          Beberapa aspek reproduksi yang harus diperhatikan antara lain dewasa kelamin, masa
berahi, saat mengawinkan, kebuntingan dan penanganan kelahiran.
Dewasa kelamin adalah keadaan dimana ternak siap melaksanakan proses reproduksi.
Kambing mencapai umur dewasa kelamin pada umur 6 – 8 bulan.


Ciri-ciri berahi ( Ngoreck ) :
- Ternak gelisah, mencoba menaiki kawan-kawan yang lain
- Alat kelamin bengkak, kemerahan dan agak basah (3 A = Abuh, Abang dan Anget)
- Diam jika dinaiki.
Berahi akan terulang lagi 19 – 21 hari kemudian apabila tidak dikawinkan akan gagal  bunting ( majer )


Mengawinkan ternak :
          Saat yang baik untuk mengawinkan kambing adalah 12 – 18 jam setelah tanda-tanda berahi
muncul/ tampak. Untuk menghindari kegagalan perkawinan, campurkan betina berahi dgn
pejantan dalam satu kandang.
Hindarkan terjadinya perkawinan sedarah/ ada garis keturunan yang sama antara kambing
jantan dengan betina atau yang masih dekat hubungan kekerabatannya (anak dengan bapak,
anak dengan induk, antar saudara kandung).


Kebuntingan :
Tanda-tanda kebuntingan antara lain :
- Tidak terlihat tanda-tanda berahi pada siklus berahi berikutnya
- Perut sebelah kanan tampak membesar
- Ambing atau susunya tampak menurun
- Ternak tampak tenang
- masa kehamilan adalah 150 hari
Tangani ternak yang bunting secara benar dengan memisahkan dikandang tersendiri agar tidak diganggu oleh ternak lainnya. Berikan pakan yang baik 2 bulan sebelum melahirkan, hingga 3 bulan setelah melahirkan yang terdiri dari :
- Rumput, dan ramban
- Hijauan, kacang-kacangan
- Makanan penguat (,dedak, bekatul, bungkil kelapa, ampas tahu, kulit kakao, cacahan ubi, dll)


Ternak Melahirkan :
Tanda-tanda induk akan melahirkan :
- pinggul mengendur
- Ambing tampak besar dan puting susu terisi penuh
- Alat kelamin (vulva) membengkak kemeraha-merahan dan lembab
- Gelisah, menggaruk-garuk tanah/lantai kandang dan sering mengembik
- Nafsu makan menurun


Persiapan perawatan kelahiran :
- Bersihkan kandang
- Sediakan alas yang kering dan bersih (jerami, karung goni),untuk menyerap cairan yang   keluar selama proses kelahiran
- Sediakan jodium tinctur untuk dioleskan pada bekas potongan tali pusar


Proses Kelahiran :
- Kantong ketuban pecah
- Beberapa saat kemudian anak mulai keluar
- Setelah anak lahir potonglah tali pusarnya dan oleskan jodium tincture pada bekas
  potongannya
- Biarkan induk menjilati anak yang baru lahir, jika induk tidak mau menjilati bersihkan
  cairan yang menempel dengan menggunakan kan lap yang bersih dan kering
- Bersihkan lubang hidung dan mulut anak kambing yang baru lahir agar mudah bernafas.


Perawatan Anak Yang Baru Lahir :
- Setelah anak lahir maka akan segera menyusu pada induknya. Sebaiknya anak dibantu
 untuk dapat segera menyusui induknya.
- Anak yang tidak segera menyusui dalam waktu 12 jam setelah lahir harus segera diberi
 susu pengganti (kolostrum).


Pembuatan Susu Kolostrum Buatan :
- Campurkan 0,25-0,5 liter susu sapi/ susu bubuk dengan 1 sendok teh minyak ikan, 1 butir
telor ayam dan setengah sendok makan gula pasir. Berikan dengan cara dicekok 3 – 4 kali
sehari.


Perawatan Cempe
          Setelah 150 hari di dalam perut induknya, anakan kambing atau cempe akan lahir. Disini diperlukan beberapa penanganan serius agar cempe bisa selamat. Ada beberapa hal yang harus disiapkan apabila HPL kambing sudah dekat, diantaranya, handuk/ kain kering, betadine, kelapa muda, telur ayam kampung, madu dan lampu (khusus digunakan kalau kelahiran diperkirakan malam hari). HPL (hari perkiraan lahir) kambing biasanya ditentukan 150 hari setelah kambing itu dikawinkan. Adapun tingkat kesalahan biasanya tidak akan lebih dari 2-3 hari. Bisa maju 2-3 hari atau bisa mundur 2-3 hari.
Setelah anak kambing itu lahir, segera cempe tersebut diangkat dan disisihkan dari induknya. Hal ini untuk menghindari cempe terinjak oleh induk, karena induk yang melahirkan kadang suka berjalan (walaupun tidak semua induk melahirkan anaknya dengan posisi berdiri). Cempe yang baru lahir kondisinya sangat rawan dan lemah, sehingga memungkinkan untuk terinjak oleh induk atau induk kambing yang lain (kalau penempatan induk disatukan dengan kambing yang lain/ dicampur).
Cempe yang baru lahir segera diseka dengan handuk atau kain kering, terutama pada bagian muka/ hidung. Hal ini menjadi prioritas utama, karena anak kambing yang baru saja keluar biasanya hidungnya terganggu/ tertutup oleh lendir, yang apabila tdk segera di hilangkan lendirnya bisa menganggu atau mempersulit si cempe untuk bernafas.
Amati induknya, apabila si induk masih gelisah dan terlihat tidak nyaman, berarti di dalam perut si induk biasanya masih ada anak kambing yang belum keluar. Kalau lancar, biasanya jarak kelahiran antara anak pertama dengan anak selanjutnya tidak akan lebih dari 10 menit, untuk itu diperlukan penanganan yang sesegera mungkin untuk merawat cempe yang pertama tadi.
Kambing beranak antara 1 ekor hingga 4 ekor dalam sekali melahirkan. Jeneis kelamin kambing juga tidak tentu, terkadang bisa jantan semua, bisa betina semua, atau bisa pula keduanya yaitu antara jantan dan betina. Kalau anak kambing yang keluar lebih dari 2 ekor, maka diperlukan penanganan khusus untuk merawat cempe, karena kambing induk biasanya memiliki 2 putting, kalau anaknya lebih dari 2 maka diperlukan pembagian waktu dari untuk membagi cempe agar masing-masing cempe dapat minum air susu induknya secara merata. Waktu jeda menyusui  antara 1 jam atau lebih, tergantung usia dari cempe tersebut. Semakin besar cempe, maka semakin sering cempe untuk menyusu. Dan biasanya, induk yang beranak 2 ekor atau lebih, jumlah produksi susunya jauh lebih banyak jika di bandingkan dengan induk yang hanya melahirkan 1 ekor cempe saja.
Cempe yang sudah dalam posisi kering, bisa disiram dengan air kelapa muda. Kebiasaan peternak tradisional di jawa, dengan disiramnya cempe dengan air kelapa muda, biasanya induk akan semakin bersemangat untuk menjilati cempe yang baru lahir. Semakin sering cempe dijilat, maka kemunkinan cempe untuk belajar berdiri dan berjalan juga akan semakin cepat. Waktu normal yang dibutuhka untuk berdiri cempe biasanya tidak lebih dari 2 jam. Kalau memungkinkan induk dan cempe dibawa ke luar dari kandang dan biarkan beberapa saat dibawah terik matahari. Selain bisa menghangatkan cempe, ada kepercayaan tradisional bahwa sinar matahari (terutama kalau pagi) bisa membunuh kuman/ bakteri yang melekat ditubuh cempe pasca proses kelahiran.
Selama proses penjilatan awal, peternak juga harus waspada untuk menjaga ari-ari induk yangbisa keluar setiap saat. Ari-ari yang keluar harus segera diambil dan segera dibuang atau ditanam dalam tanah, agar tidak termakan oleh induk. Karena kalau termakan oleh induk, bisa menyebabkan induk mati karena keracunan ari-ari.
Begitu di rasa induk sudah tidak akan mengeluarkan anaknya lagi, segera bantu cempe tadi untuk menyusu ke induknya. Biasanya cempe pada awal-awal menyusui akan merasa kesulitan dalam mencari putting susu induk. Mengingat susu adalah makanan utama bagi cempe, maka bantuan peternak sangat diharapkan oleh cempe untuk mencari puting induk. Hal ini biasanya akan memakan waktu 3 hari atau sampai cempe sudah benar-benar bisa berdiri sendiri dengan tegak. Setelah minum susu induk, amati beberapa saat. Ada cara tradisional yang penting dan mujarap. Cempe biasanya akan segera kencing maksimal 1 jam setelah minum air susu induk. Kalau cempe sudah kencing itu merupakan indikasi kalau cempe sudah sehat dan pulih 100%. Kalau cempe belum juga kencing, usahakan cempe selalu di beri susu induknya, bisa dengan cara alami, atau di Bantu dengan alat, misalnya dot bayi. Begitu alat pencernakan cempe penuh dan mulai normal, cempe yang sehat biasanya langsung kencing.
Ada beberapa peternak  yang langsung memisahkan anakan kambingnya dengan induknya untuk sementara waktu, biasanya tidak lebih dari 1 minggu. Anakan kambing yang masih kecil ditempatkan diruangan khusus (semacam incubator pada bayi manusia) wujudnya berupa kotak yang diberi alas jerami dan diberi lampu 65 watt supaya anak kambing yang baru lahir hangat. Pemberian susu di berikan dengan cara di dot. Putting induk diperah lalu di tampung di dot dan di minumkan ke cempe yang baru lahir sampai cempe benar-benar kuat berdiri sendiri dengan tegap. Penempatan boks ini juga jangan terlalu jauh dari si induk, karena jika terlalu jauh biasanya induk akan ribut mencari anak. Penempatan books juga diusahakan agar induk dapat menjilati cempe, sehingga hubungan mereka tidak terputus, antara ibu dengan anak, karena kalau si induk sudah tidak bisa mengenali bau si anak, malah bisa bikin repot peternak.
Setelah cempe bener-benar kuat, campur cempe dengan induk, non stop 24 jam selama 1 minggu atau sampai masa susu kolostrum induk benar-benar habis. Kalau susu kolostrum pada induk sudah habis, cempe mulai disapih dari induk. Cempe diperbolehkan menyusu dengan induk dengan dibatasi waktu. Misalkan sehari 2 kali yaitu pagi dan sore. Mengapa demikian? Pemisahan induk dengan cempe akan dapat merangsang induk untuk menghasilkan susu secara maksimal. Cempe akan dicampur dengan induk, sehari maksimal 2 kali, yaitu pada pagi hari dan pada sore hari. Hal ini di maksudkan, agar kalau cempe akan menyusu ke induk, posisi ambing sudah benar-benar penuh dan cempe akan minum susu ibunya sampai cempe benar-benar kenyang, pada siang hari, cempe diberikan minuman ekstra berupa susu sapi, yang harganya jauh lebih nurah.. Cempe kecil umuran di bawah 2 bulan, biasanya akan menghabiskan susu sapi sebanyak 1 liter per hari. Hal ini dilakukan selama 3-4 bualan. Semakin besar umuran cempe biasanya jumlah pemberian susu sapi juga akan meningkat, bahkan bisa mencapai 2-3 liter per hari. Kenapa dipisah, karena dengan dipisah, induk juga akan lebih leluasa/ tenang saat induk tersebut sedang makan atau sedang istirahat. Begitu cempe dicampur dengan induk, maka cempe akan mendapatkan porsi susu yang banyak sekaligus, jadi cempe akan lebih kenyang. Selama proses pemisahan anak dengan induk, usahakan induk di beri makanan cukup. Karena saat pemisaahan anak dengan induk, adalah saat dimana induk menghimpun tenaga baru lagi untuk memproses/menghasilkan susu baru kembali. Proses pengisian kantong puting biasanya memerlukan waktu 6 jam. Semakin banyak dan bergizi makanan yang diberikan ke induk, maka semakin cepat pula proses pengisian susu induk ke putting.
Makanan yang diberikan keinduk jumlahnya harus cukup. Kalau disekitar kita terdapat banyak limbah, maka limbah tersebut bisa dijadikan sebagai makanan tambahan yang bergizi. Limbah yang paling bagus adalah limbah dari pabrik tahu, yang sering kita kenal dengan ampas tahu. Pemberian ampas tahu sangat membantu induk dalam mencukupi protein dalam tubuh induk. Karena rasanya yang manis, biasanya kambing akan sangat senang jika di beri ampas tahu. Pemberian ampas tahu juga dapat di kombinasikan dengan bahan yang lain seperti bekatul atau ampas gandum. Campuran antara ampas tahu, bekatul dan ampas gandum terbukti sangat efisien dan sangat cepat bagi induk untuk mengumpulkan susu.






003- Memulai Usaha Peternakan :
Ada beberapa cara untuk memulai usaha peternakan kambing peranakan etawa (PE) yaitu :
a. Memilih Bakalan
Pemilihan bakalan kambing etawa biasanya dilakukan sejak kambing betina lepas sapih atau umurnya mencapai 4 atau 5 bulan. Pemeliharaan sejak lepas sapih ini membutuhkan waktu yang sangat lama hingga kambing beranak. Kebiasaan peternak, kambing PE dikawinkan saat kambing berumur sekitar 16-18 bulan. Dengan masa kebuntingan 150 hari (sekitar 5 bulan), kambing akan mulai berproduksi pada umur 21-23 bulan. Jika diperhitungkan, pemeliharaan sejak bakalan sampai masa produksi membutuhkan waktu yang sangat lama. Belum lagi jika hasil produksinya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Secara teoritis, sebenarnya kambing PE bisa dikawinkan setelah mengalami siklus birahi. Biasanya terjadi pada umur 8-12 bulan, rentang waktu yang cukup lama dalam menunggu masa produksi bisa dipercepat.

b. memelihara kambing dara
kambing PE disebut dalam periode kambing dara jika sudah mengalami siklus birahi yaitu umur 8 -12 bulan,Sebenarnya saat itu kambing PE sudah bisa mulai dikawinkan, tetapi kondisi tubuhnya belum sepenuhnya mampu menunjang proses pertumbuhan janin di dalam kandungannya. Karenanya, dibutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan lagi. Setelah mengalami 2-3 kali masa birahi, kambing baru bisa dikawinkan,. Jika kambing tidak mengalami kebuntingan, perkawinan dapat diulang pada periode berikutnya. Jika terjadi kebuntingan, kambing akan beranak setelah 150 hari atau 5 bulan.


c. memelihara kambing yang sedang laktasi
ada kalanya beberapa peternak yang sedang memebutuhkan uang menjual kambing etawa dalam kondisi yang sedang laktasi atau kondisi menyusui. Tidak semua kambing etawa yang sedang dalam kondisi menyusui bisa dibeli. Ada beberapa criteria yang harus dipenuhi jika peternak berminat untuk membeli kambing etawa yang sedang dalam masa menyusui, antara lain ambing yang terlihat besar dan bentuknya yang simetris. Indicator lain yang sangat menentukan tinggi rendahnya produksi susu kambing adalah, kondisi cempe yang ikut dibawa. Jika cempe yang dibawa gemuk, berarti produksi susu kambingnya banyak dan induk tersebut bisa di beli. Namun, jika cempe kurus, berarti produksi susu induk kurang, dan induk jangan dibeli. Satu indicator lain yang tidak berkaitan langsung dengan produksi susu, tetapi berpotensi meningkatkan pendapatan adalah jumlah anak, sebaiknya induk tersebut beranak minimum kembar dua.


d. menciptakan trah kambing melalui program seleksi dan penerapan sisitem perkawinan
menciptakan trah kambing melalui program seleksi dan penerapan sisitem perkawinan tergolong cara yang paling baik, tetapi membutuhkan waktu yang sangat lama dan biaya yang sangat besar. Namun, jika peternak sudah berhasil menciptakan suatu trah kambing dengan tingkat produksi yang tinggi, penghasilan peternak otomatis akan semakin tinggi pula. System perkawinan yang dilakukan adalah perkawinan inbredding (silang dalam). System ini biasanya sangat dihindari oleh para peternak karena akan memunculkan dampak negative terhadap hewan ternak akibat berkumpulnya gen-gen yang bersifat resesif dan berpengaruh buruk terhadap penampilan ternak. Namun, dampak tersebut merupakan konsekuensi yang harus dijalani peternak untuk memperoleh bibit kambing yang bermutu tinggi, karena sebesar kemungkinan munculnya kambing-kambing yang rendah produksinya, sebesar itu pula kemungkinan munculnya bibit-bibit kambing yang bermutu tinggi.Jika ingin menciptakan trah seperti yang dimaksud, pertamakali yang harus dilakuakan oleh peternak adalah mencari induk yang memiliki produksi tinggi dan pejantan yang memiliki induk dengan tingkat produksi yang tinggi pula.                  Lebih baik lagi jika keduanya berasal dari induk dan pejantan yang sama (kelahiran kembar). Jika sudah cukup umur, induk dan pejantan tersebut dikawinkan. Dengan manajemen yang baik, kambing bisa beranak 3 kali dalam 2 tahun. Jika induk bisa menghasilkan dua ekor cempe dalam sekali beranak, dalam 2 tahun bisa di hasilkan 6 ekor cempe. Cempe-cempe jantan dijual setelah pemeliharaan 4-5 bulan. Sementara itu, cempe betina terus dipelihara sampai dewasa kelamin, dan jika sudah cukup umur dekawinkan dengan pejantan nenek moyangnya. Jika pejantan nenek moyangnya sudah mati atau tidak terlalu kuat, bisa digantikan dengan pejantan lain yang masih sedarah. Dari perkawinan-perkawinan ini akan menghasilkan individu-individu baru yang variasinya sangat levbar. Tetapi semakin lama variasinya akan semakin mengecil dan mendekati seragam. Individu-individu yang tingkat produksinya tinggi terus dipelihara sebagai induk, sedangkan individu-individu yang tingkat produksinya rendah dapat dijual.


CIRI-CIRI BIBIT KAMBING (PE) YANG BAIK :
a). Warna putih corak hitam,
Warna hitam adalah warna yang sangat favorit dalam kelas kambing PE. pola hitam tersebut berada tepat dan presisi dibagian kepala dan juga kaki,   (kepala hitam atau ndas ireng). Kambing dengan warna pola hitam berarti memiliki gen warna hitam, yang apabila nanti dikawinkan dengan pejantan warna hitam, harapannya cempe yang akan dihasilkan memiliki pola warna hitam juga. Sebagai gambaran, kambing standart, pola warna hitam lebih mahal minimal Rp. 250.000, jika di banding dengan kambing pola warna coklat, dengan umur yang sama.


b). Telinga tipis, panjang dan lurus ke bawah,
Telinga tipis dan panjang merupakan syarat wajib bagi calon induk. Baik induk pejantan maupun induk betina. Telinga harus terkesan jatuh ke bawah, ujung pangkal telinga tidak boleh ada patahan. Telinga juga tidak boleh melebar ke bawah. Kebanyakan kambing yang berada di pasaran, posisi telinga atas sudah baik, tetapi di bawah melebar atau melengkung ke samping. Faktor telinga yang bagus sangat penting sekali bagi peternak, karena akan berpengaruh ke keturunan yang dihasilkan.


c). factor pelengkap lain.
Kaki atau tulangan yang besar dan kokoh, kulit yang tebal, ekor yang melengkung ke atas, bulu ekor yang lebat, mata yang cerah, tanduk yang simetris ke belakang, cembungan  yang besar pada hidung kambing.Induk dengan tingkat produksi yang tinggi berasal dari induk dan pejantan yang sama (kelahiran kembar). Jika sudah cukup umur, indukan dan pejantan tersebut dikawinkan. Dengan manajemen yang baik, kambing bisa beranak 2 kali dalam 3 tahun. Dalam 2 tahun bisa menghasilkan 6 ekor cempe. Cempe-cempe jantan bisa di jual, sedangkan cempe betina terus di pelihara sampai dewasa kelamin dan dikawinkan biar berkembang biak.






004- Budidaya Ternak Kambing
Keluaran
Bahan dan Alat
Bahan : Kambing, pakan, peralatan konstruksi kandang, lahan
Alat : tempat pakan/ minum
Pedoman Teknis :
a. Memilih bibit
Pemilihan bibit diperlukan untuk menghasilkan keturunan yang lebih baik. Pemilihan calon bibit dianjurkan di daerah setempat, bebas dari penyakit dengan phenotype baik.
1. Calon induk, Umur berkisar antara > 12 bulan, (2 buah gigi seri tetap), tingkat kesuburan reproduksi sedang, sifat keindukan baik, tubuh tidak cacat, berasal dari keturunan kembar (kembar dua), jumlah puting dua buah dan berat badan > 20 kg.
2. Calon pejantan, Pejantan mempunyai penampilan bagus dan besar, umur > 1,5 tahun, (gigi seri tetap), keturunan kembar, mempunyai nafsu kawin besar, sehat dan tidak cacat.


b. Pakan :
Ternak kambing menyukai macam-macam daun-daunan sebagai pakan dasar dan pakan tambahan (konsentrat). Pakan tambahan dapat disusun dari (bungkil kalapa, bungkil kedelai), dedak, tepung ikan ditambah mineral dan vitamin. Pakan dasar umumnya adalah rumput kayangan, daun lamtoro, gamal, daun nangka, dsb. Pemberian hijauan sebaiknya mencapai 3 % berat badan (dasar bahan kering) atau 10 – 15 % berat badan (dasar bahan segar)


c. Pemberian pakan induk :
Selain campuran hijauan, pakan tambahan perlu diberikan saat bunting tua dan baru melahirkan, sekitar 1 1/2 % berat badan dengan kandungan protein 16 %.


d. Kandang :
Pada prinsipnya bentuk, bahan dan konstruksi kandang kambing berukuran 1 1/2 m2 untuk induk secara individu. Pejantan dipisahkan dengan ukuran kandang 2 m2, sedang anak lepas sapih disatukan (umur 3 bulan) dengan ukuran 1 m/ekor. tinggi penyekat 1 1/2 – 2 X tinggi ternak.


e. Pencegahan penyakit : 
sebelum ternak dikandangkan, kambing harus dibebaskan dari parasit internal dengan pemberian obat cacing, dan parasit eksternal dengan dimandikan.
Hijauan Makanan Ternak (HMT) :
Sebagaimana kita ketahui, Hijauan Makanan Ternak (hmt), adalah merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi dunia peternakan. Tanpa manajemen pakan yang baik, niscaya ternak kambing yang kita pelihara akan merana, karena makanan yang diberikan ke ternak tidak dapat tersedia secara tetap. Oleh karena itu, diperlukan suatu cara yang tepat untuk mengatur agar supaya hmt yang diperlukan oleh ternak tidak terganggu pengadaannya.


Ada beberapa macam hijauan makan ternak yang layak dan disukai oleh kambing etawa:
A. Rumput Gajah
Rumput gajah banyak di jumpai di persawahan. Tingginya bisa mencapai 5 m, berbatang tebal dan keras, daun panjang, dan dapat berbunga seperti es lilin. Kandungan rumput gajah terdiri atas; 19,9% bahan kering (BK), 10,2% protein kasar (PK), 1,6% lemak, 34,2% serat kasar, 11,7% abu, dan 42,3% bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN).
Rumput gajah mempunyai beberapa varietas, antara lain varietas afrika dan varietas hawai.
1. varietas afrika, ditandai dengan batang dan daun yang kecil, tumbuh tegak, berbunga dan produksi lebih rendah jika dibandingkan dengan rumput varietas hawai.
2. varietas hawai, ditandai dengan batang dan daun yang lebar, pertumbuhan rumpun sedikit menyebar, produksi cukup tinggi, dan berbunga.
Panen pertama pada rumput gajah dapat di lakukan pada umur 90 hari setelah tanam. Panen selanjutnya setiap 40 hari sekali pada musim hujan dan 60 hari sekali pada musim kemarau. Tinggi potongan dari permukaan tanah antara 10-15 cm. Produksi hijauan rumput gajah antara 100-200 ton rumput segar/hektar/tahun. Alangkah lebih baik kalau sehabis pemanenan rumput gajah diberi pupuk, pupuk dapat berupa pupuk kimia (urea, npk, tsp/kcl) ataupun pupuk alami (kotoran kambing). Sehingga pertumbuhan rumput itu akan semakin bagus dikemudian hari.


B. Rumput Raja atau King Grass
Rumput raja mempunyai karakteristik tumbuh tegak berumpun-rumpun, ketinggian dapat mencapai kurang lebih 4 m, batang tebal dan keras, daun lebar agak tegak, dan ada bulu agak panjang pada daun helaian dekat liguna. Permukaan daun luas dan tidak berbunga kecuali jika di tanam di daerah yang dingin.
Rumput raja dapat di tanam di daeah yang subur di dataran rendah sampai dataran tinggi, dengan curah hujan tahunan lebih dari 1.000 mm.
Produksi hijauan rumput raja dua kali lipat dari produksi rumput gajah, yaitu dapat mencapai 40 ton rumput segar/hektar sekali panen atau setara 200-250 ton rumput segar/hektar/tahun. Mutu hijauan rumput raja lebih tinggi jika dibandingkan dengan rumput gajah Hawai ataupun rumput Afrika.


C. Rumput Setaria
Rumput setaria sering juga disebut sebagai rumput setaria lampung. Rumput setaria tumbuh tegak, berumpun lebat, tinggi dapat mencapai 2 m, berdaun halus dan lebar berwarna hijau gelap, berbatang lunak dengan warna merah keungu-unguan, pangkal batang pipih, dan pelepah daun pada pangkal batang tersusun seperti kipas.
Rumput setaria sangat cocok di tanam di tanah yang mempunyai ketinggian 1200 m dpl, dengan curah hujan tahunan 750 mm atau lebih, dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, dan tahan terhadap genangan air. Pembiakan dapat di lakukan dengan memisahkan rumpun dan menanamnya dengan jarak 60 x 60 cm. Pemupukan di lakukan pada tanaman berumur kurang lebih dua minggu, dengan pupuk urea 100 kg/hektar lahan, dan sebulan sekali di tambah dengan 100 kg urea/hektar.
Produksi hijauan rumput setaria dapat mencapai 100 ton rumput segar/hektar/tahun. Komosisi rumput setaria (dasar bahan kering) terdiri atas; abu 11,5%, ekstrak eter (EE) 2,8%, serat kasar (SK) 32,5%,bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 44,8%, protein ksar (PK) 8,3% dan total digestible nutrients (TDN) 52,88%.


D. Turi (sesbania grandiflora)
Sifat khusus dari tanaman turi adalah pertumbuhannya yang begitu cepat, tinggi tanaman bisa mencapai 10 meter, dan bunga berbentuk seperti kupu-kupu berwarna merah muda atau putih. Turi dapat beradaptasi pada tanah asam yang tidak subur, kadang-kadang juga tumuh subur pada tanah yang tergenang air.
Daun turi merupakan hijauan makanan ternak yang potensial. Komposisi zat gizi daun turi terdiri atas; protein kasar 27,3%, energi kasar 4.825 kkal/kg, SDN 24,4%, lignin 2,7%, abu 7,5%, Ca 1,5% dan P 0,4%.


E. Kaliandra (calliandra calothrysus)
Tinggi tanaman (pohon) kaliandra dapat mencapai 8 m. tanaman kaliandra dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1500 m dpl, toleran terhadap tanah yang kurang subur, dapat tumbuh cepat dan berbintil akar sehingga mampu menahan erosi tanah dan air.
Manfaat kaliandra pada makana ternak adalah sebagai bank protein. Penanaman kaliandra pada tanah-tanah yang kurang produktif dapat menekan pertumbuhan gulma. Selain itu tanaman ini dapat digunakan sebagai tanaman penahan erosi dan penyubur tanah.
Daun kaliandra mudah dikeringkan dan dapat dibuat sebagai tepung makanan ternak kambing. Kaliandra mengandung protein kasar 22,4%, lemak 4,1%, energi kasar 46,30 kkal/kg, SDN 24,0%, lignin 1995,0%, Ca 1,6% dan P 0,2%.
Ada baiknya sewaktu pemberian makanan kepada ternak di berikan secara campur. Hal ini bertujuan agar kandungan yang berada di dalam masing-masing tanaman dapat saling melengkapi, sehingga kambing akan merasa tercukupi kandungan gizi maupun proteinnya. Selain itu juga akan meminimalkan kambing merasa bosan makan apabila di sajikan dalam satu jenis tanaman saja secara berulang-ulang.
Kambing akan memilih daun yang dia paling sukai terlebih dahulu, setelah daunan yang disukainya habis, maka kambing baru akan menyantap rumputan jenis yang lain.


F. Daun Pohon Gamal ( klereside )
Pohon Gamal, bahasa latinnya adalah Gliricidia Sepium. Sama halnya dengan Kaliandra maka jenis tanaman ini masuk ke dalam kelompok polong-polongan atau Leguminoseae. Gamal merupakan akronim dari Ganyang Mati Alang-Alang yang dikarenakan bermanfaat untuk mencegah pertumbuhan alang-alang. Di daerah Priangan julukan pohon ini adalah Cebreng, Tancep Langsung Breng (Tumbuh). Di daerah pantai selatan pulau Jawa maka pohon ini bermanfaat sebagai pematah kecepatan angin laut. Daun Gamal dapat diberikan sebagai Pakan Ternak dengan Kandungan Gizi adalah 3 – 6,4% Nitrogen, 0,31% P, 0,77% K, 15 – 30% serat kasar dan 10% Abu. Daun Gamal yang rontok dan jatuh ke tanah pada musim kemarau sangat bermanfaat juga untuk meningkatkan bahan organik serta kadar nitrogen tanah.
Pohon Gamal yang dijadikan pohon rambatan Vanili di lahan perkebunan & peternakan Villa Domba. Daunnya dapat diberikan sebagai Pakan Ternak saat dilakukan Pemangkasan.Budidaya Gamal Untuk Pakan Suplemen
Pemberian pada ternak :
Untuk pertama kali, ternak umumnya menolak akan tetapi setelah dibiasakan (dengan cara pemberian bertahap) maka berikan gamal dalam bentuk layu.
Banyaknya pemberian daun gamal :
Pemberian daun gamal secara bebas sebagai tambahan pakan dasar rumput. Pemberian gamal baik bagi pertumbuhan ternak ruminansia.






005- Penyakit kambing :
Pengobatan Tradisional Pada Kambing PeranakanEttawah :
Adanya gangguan penyakit pada ternak dapat membuat peternak menjadi resah. Peternak sangat sadar akan dampak negatifnya yaitu kerugian dalam berternak. Untuk menghindari resiko tersebut, peternak harus berupaya menyelamatkan dan menyembuhkannya, yaitu dengan mencari obat penangkal penyakit. Obat atau jamu yang sudah sejak lama digunakan peternak tradisional ternyata masih sangat beragam, baik dengan cara ramuan maupun tunggal. Selain untuk pengobatan, obat tradisional dapat digunakan untuk tindakan pencegahan (preventif). Obat digunakan digunakan walaupun kondisi ternak sehat, baik untuk obat luar maupun untuk obat dalam tubuh. Hakikat pengobatan tradisional pada dasarnya berlandaskan pada pengalaman empiris yang praktik pengobatannya sudah berlangsung dalam waktu yang lama. Bahannya dapat berasal dari tumbuhan, hewan, mineral atau campuran bahan-bahan tersebut. Dalam istilah farmasi, sediaan bahan dari tersebut disebut simplisia. Simplisia nabati dapat berasal dari seluruh bagian tanaman atau bagiannya (akar, kulit batang, daun, bunga, buah, umbi atau biji), maupun eksudat tanaman (zat nabati yang secara spontan keluar, dikeluarkan atau diekstrak dari jaringan sel tanaman). Beberapa simplisia nabati untuk ternak : kunyit, temulawak, kencur, bawang putih, sirih, cengkeh, adas, lada, minyak tanah atau gula merah. Simplisia hewani antara lain kuning telur ayam dan madu. Simplisia mineral atau pelican yang belum atau sudah diolah secara sederhana misalnya belerang, kapur, dan garam dapur.


Berikut ini macam-macam penyakit pada kambing dan pengobatannya:
I. STAMINA MENURUN/ STRESS
Meningkatkan stamina, daya tahan tubuh dan strees kambing penting untuk dijaga bahkan ditingkatkan. Ternak kambing yang habis dari perjalanan jauh, perubahan musim dan masih dalam proses adaptasi atau penyesuaian lingkungan baru kambing akan mengalami penurunan stamina, daya tahan tubuh dan stress yang tinggi, sehingga dapat menyebabkan ternak kambing mudah terserang penyakit bahkan berakibat pada kematian.
Tanda klinis :
Kambing menjadi lesu dan tidak bergairah.
Nafsu makan berkurang bahkan hilang.
Kambing terlihat sering duduk-duduk.
Pencegahannya adalah :
Tempatkan kambing pada kandang/lokasi yang teduh. Hindari kegaduhan atau kegiatan yang membuat ternak kaget. Berikan pakan sesuai daerah asal (ramban yang sudah layu ± 3 jam).
Pengobatan dengan jamu :
1. Larutkan gula merah ¼ kg dicampur asam jawa secukupnya. Jamu ini diberikan setelah kambing sampai di kandang atau dari perjalanan jauh (pra droping), cuaca di sekitar kandang memburuk (terik panas/hujan) dan pada saat satu bulan pertama droping/adaptasi. Jamu ini diberikan 1 satu minggu satu kali dan dua hari berturut-turut sesaat setelah droping.
2. Madu ¼ gelas dicampur dengan kuning telur itik 1 butir. Berikan jamu ini dengan cara diminumkan.


II. MENINGKATKAN NAFSU MAKAN
Dengan meningkatnya nafsu makan kambing maka produktifitasnya akan meningkat dan ternak dapat terjaga stamina, daya tahan tubuh, strees dan penyakit. Untuk itu, upaya meningkatkan nafsu makan perlu terus dilakukan. Adapun jamu berikut dapat dipilih untuk meningkatkan nafsu makan.
1. Daun talas 3 lembar dan garam dapur 3 sendok makan direbus selama 15 menit. Daun yang sudah matang dijadikan untuk tiap ekor kambing.
2. Kencur segar 1 ons, diparut dan dicampur kuning telur ayam 1 butir, Jamu ini diberikan setiap 3 hari sekali sampai kondisi makan kambing normal.
3. Daun buni, umbi lempuyang gajah dan terasi secukupnya ditumbuk hingga halus, lalu ditambah sedikit air matang. Ramuan ini diperas dan diambil sarinya dan airnya diberikan pada kambing.
4. Mentimun 2 buah diparut, lalu dicampur garam dapur, asam jawa, terasi dan air secukupnya. Ramuan ini siap diberikan pada kambing untuk sekali pemberian.
5. Daun buni 5 lembar, lengkuas sebesar ibu jari, terasi dan garam dapur secukupnya ditumbuk hingga halus lalu ditambahkan air secukupnya. Ramuan ini diperas dan airnya disaring dan diberikan pada 2 ekor kambing.
6. Pucuk daun durian 5 lembar, daun buni 5 lembar, daun dadap serep 5 lembar, terasi dan garam dapur secukupnya kemudian bahan ini dihaluskan. Tambahkan sedikit air dan airnya diperas. Air perasan ini diberikan pada 2 ekor kambing.


III. PERUT KEMBUNG
Kembung (bloat) disebabkan oleh penimbunan gas dalam perut akibat proses fermentasi berjalan cepat. Tingginya akumulasi gas menekan organ dalan tubuh sehingga menimbulkan kesakitan, pernapasan dengan mulut terbuka atau frekuensi pernapasan tinggi, serta frekuensi buang air besar dan kencing meningkat. Agar ternak terhindar dari perut kembung, hindari pemberian pakan kambing sebagai berikut :
Pakan hijauan yang masih terlalu muda, banyak mengandung air atau terlalu basah, baik terkena air hujan atau embun. Maka sebaiknya kambing diberi pakan hijauan yang sudah kering dari embun pagi. Pakan dari bahan pakan yang mudah dan cepat difermentasi seperti kol, lobak dan wortel secara berlebihan. Pakan biji-bijian yang tergiling halus terlalu banyak, tetapi kuarang mendapat hijauan berserat. Pakan leguminosa (daun kacang-kacangan) terlalu banyak.
Bila keadaan memaksa, hijauan sebaiknya diberi percikan minyak kelapa.
Tanda klinis :
Kambing merasa gelisah, sakit, dan sulit bernapas.
Perut bagian kiri mengalami pembesaran yang bila ditepuk akan berbunyi seperti bedug/gendang.
Punggung membungkuk, denyut jantung melemah, selaput lender mulut kebiruan.
Ternak jatuh dan susah bangun lagi, bila dibiarkan ternak dapat mati mendadak.
Pengobatan jamu :
1. Minyak nabati (minyak kelapa, minyak kedelai, atau minyak sawit) sebanyak 100-200 ml (sekitar ½ – 1 gelas) dengan cara dicekok.
2. Kambing dicekok 200 cc “Sprite/soda”, lalu perut yang kembung sebelah kiri dibalur dengan bawang merah hanlus dan sudah dicampur dengan minyak angina. Bila angina sudah keluar melalui anus, kedua kakidepan diangkat ke atas sambil sisi perut dijepit dengan kaki kita. Mulut kambing harus selalu terbuka, dengan cara mulut kambing disumbat dengan kayu/paralon secara melintang dan usahakan kambing tetap berdiri. Dengan cara ini semua timbunan gas dalam perut akan keluar.
3. Bagian anus kambing ditusuk dengan tangkai daun papaya yang ujungnya sudah diolesi minyak goreng agar tidak melukai dinding anus. Setelah itu kedua sisi perut kambing dijepit sehingga gas akan keluar melalui tangkai daun papaya.


IV. KUDIS/KURAP/SCABIES
 Kudis atau kurap disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabei, Psoroptes communis var.ovis dan Chorioptes ovis. Tungau ini mudah menular ke ternak lain.
Tanda klinis :
Kulit tampak bercak-bercak merah yang membentuk bisul sehingga mengalami kekakuan, penebalan dan bersisik. Ternak menggosok-gosokkan bulunya ke dinding kandang karena gatal, bulu rontok. Ternak kurus, nafsu makan berkurang dan anemia/kekurangan darah. Produksi susu menurun.
Pencegahannya adalah :
Sanitasi kandang dan penyemprotan pada kandang yang tercemar atau pernah terdapat ternak kudisan. Ternak sakit dipisahkan dari yang sehat dan hindari kontak langsung dengan ternak sehat.


Pengobatannya adalah :
1. Ternak terlebih dahulu dimandikan dengan disikat dan dengan sabun antiseptic/deterjen.
2. Permukaan kulit yang sakit digosogkan campuran serbuk belerang, kunyit dan minyak kelapa yang dipanaskan setiap 2 hari sekali.
3. Kulit yang sakit diolesi dengan oli bekas secara teratur seminggu sekali. Pengobatan dengan oli bekas dari kendaraan yang sidah menempuh jarak 1.000 km paling efektif karena pertumbuhan bulu dan perbaikan kulit sangat baik dibandingkan dengan menggunakan belerang (Balai Penelitian Veteriner/Balitvet).
4. Jeruk purut digiling halus, ditambahkan garam dapur dan minyak kelapa. Gosokkan pada kulit yang terserang kudis.
5. Lengkuas, daun ketepeng kerbau dan garam dapur dihaluskan dan dioleskan pada bagian kulit yang terserang kudis.


V. MATA BELEKAN (pink eye)
Kambing yang terserang belekan aktivitasnya akan terganggu ini disebabkan oleh trauma akibat tertusuk ujung rambut, debu dan duri. Walaupun demikian penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri, virus, Chlamidia dan Ricketsia.
Tanda klinis :
Mata mengeluarkan air, tertutup dan berkedip-kedip.
Mata membengkak, merah, kemudian keruh dan timbul borok pada selaput bening hinga mengalami kebutaan.
Pencegahannya adalah :
Kebersihan kandang dijaga/sanitasi, pisahkan ternak yang sakit.
Pakan dipotong pendek agar tidak melukai mata.
Memandikan kambing 1 bulan 2 kali pada waktu cuaca cerah.
Pengobatannya adalah :
Mata ternak dicuci dengan air hangat. Semprotkan dengan teh dan garam yang dilarutkan dalam air hangat. Penyemprotan dilakukan oleh mulut kita. Sesudah disemprot berikan obat tetes mata atau salep mata manusia. Pengobatan ini dilakukan setiap hari hingga sembuh.


VI. DIARE ATAU MENCRET
Mencret terjadi karena adanya gangguan pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri, makanan rusak, serta lingkungan atau udara dingin.
Tanda Klinis :
Feses atau kotoran kambing berwarna hijau muda, hijau mengkilap, hijau kekuningan, hijau kemerahan atau hijau kehitaman.
Ternak tampak lesu, lemah dan pucat.
Pencegahannya adalah :
Hindari hijauan kacang-kacangan atau daun muda secara berlebihan.
Jaga sanitasi kandang.
Pengobatan jamu :
1. Kambing sakit diberi larutan garam 10 gr dan gula pasir 10 gr dan air matang 2,5 liter.
2. Ternak sakit diberi larutan oralit atau norit sebanyak 3 tablet.
3. Air kelapa muda diminumkan secukupnya.
4. Daun jambu biji 5 lembar dilumatkan bersama garam dapur dan diberikan pada kambing.
5. Ternak lebih banyak diberi hijauan daun jambu biji, daun bambu muda dan daun buni.


VII. KERACUNAN PAKAN
Tanda-tanda keracunan ialah mulut berbusa, kejang, kebiruan pada selaput lendir dan terkadang mati mendadak.
Pengobatannya adalah :
1. Minyak kelapa 1 gelas diminumkan pada 1 ekor kambing dan beri minum air kelapa sebanyak-banyaknya.
2. Air kelapa dicampur dengan asam jawa dan garam dapur secukupnya duminumkan pada ternak yang keracunan.
3. Bila ternak keracunan insektisida, kambing diberi air minum santan kelapa hangat 1 gelas.
4. Ternak jangan diberi hijauan beracun seperti, daun singkong dan daun dadap serep.


VIII. KAKI PINCANG
Biasanya kambing pincang karena terperosok/terjepit lantai kandang. Kambing yang pincang dapat diobati dengan ramuan daun sereh. Seikat daun sereh ditumbuk sampai lembut, lalu dibalutkan pada kaki. Agar tidak lepas ramuan ini diikat dengan perban atau potongan kain.


IX. CACINGAN
Cacing yang banyak menimbulkan kerugian pada kambing adalah cacing Haemonchus contortusi. Cacing ini hidup sebagai parasit di pencernaan kambing menghisap sari makanan, cairan tubuh dan darah, serta mengeluarkan racun yang mengakibatkan kambing menjadi lemah dan lesu.
Tanda klinis :
Kambing terlihat kurus, lemah, pucat, bulu berdiri dan kusam.
Kambing diare, nafsu makan berkurang, perut membesar dan produksi susu menurun.
Pengobatan dengan jamu :
1. Buah pinang/jambe tua sebanyak 2 buah yang sudah dijemur hingga kering dan ditumbuk halus lalu diaduk dengan gula jawa dan dibentuk pellet/butiran. Pemberian ini diberikan dengan cara dicekokkan.
2. Daun tembakau 5 lembar dilumatkan, lalu dicampur air secukupnya dan disaring. Air saringannya diminumkan pada ternak yang sakit.
3. Serbuk getah papaya muda dicampur air dengan perbandingan 1 : 5 hingga terbentuk suspensi. Suspensi getah papaya ini diminumkan atau dicekokkan dengan menggunakan selang agar langsung masuk ke dalam perut. Pemberian sebanyak 1,2 gr/Kg berat badan.


X. Mastitis pada kambing Perah
Mastitis adalah penyakit radang ambing yang merupakan radang infeksi. Biasanya penyakit ini berlangsung secara akut, sub akut maupun kronis. Mastitis ditandai dengan peningkatan jumlah sel di dalam air susu, perubahan fisik maupun susunan air susu dan disertai atau tanpa disertai perubahan patologis atau kelenjarnya sendiri).
Menurut faktor penyebabnya, mastitis dapat disebabkan oleh bakteri Staphylococcus agalactiae, Str.dysgalactiae, Str.uberis, Str. zooepidemicus, danaureus , serta berbagai spesies lain yang juga bisa menyebabkanterjadinya mastitis walaupun dalam persentase kecil.
Tanda-tanda klinis :
Keadaan mastitis di bagi menjadi beberapa bagian:
a. pra akut mastitis
b. Akut mastitis
c. Sub akut mastitis
d. kronis mastitis
e. sub klinis mastitis
Dalam keadaan akut atau sub akut biasanya tanda-tanda klinis pada ambing terjadi pembengkakan pada ambing dengan tanda-tandan :
a. merah
b. panas
c. keras
d. sakit bila disentuh
e. fungsi terganggu (produksi menurun menurun)
Tanda-tanda keseluruhan :
a. demam (pyrexia)
b. severe depression
c. anorexia penurunan nafsu makan
d. warna susu berubah warna – kuning/merah keadaan – pekat/merah bau. Untuk subklinis mastitis, tidak ada perubahan yang nyata pada susu.Penyakit hanya bisa dikenali melalui pemeriksaan serum (patologi klinis).
Pencegahan :
• Menjaga kebersihan kandang
• Memandikan kambing secara teratur
• Menjaga kebersihan pemerah, peralatan pemerahan, kambing pada saat sebelum pemerahan dan sesudah pemerahan
• Pada saat pemerahan Susu harus diperah sampai habis tetapi perlakuan yang halus dan cepat sehingga merusak ambing.
• Pada kambing yang tidak diperah susunya setelah lepas sapih sebaiknnya di diperah sampai masa kering karena sisa susu setelah tidak disusu oleh anak kambing dapat dijadikan media bakteri sehingga terjadi peradangan.
Pengobatan secara Medis :
Bersihkan daerah yang terjangkit menggunakan air hangat dicampur dengan antiseptik. Tujuan penggunaan air hangat adalah untuk membantu dalam aliran darah yang bisa menambah pengeluaran susu. Antiseptik berfungsi untuk membunuh atau menghalangi pembiakan kuman di daerah ambing
Secara tradisional :
Induk diberi campuran kuning telor dan madu
Kunyit diparut, kemudian ditambah gula merah di tambah beberapa butir telor lalu diminmkan
Puting susu yang terkena mastitis, puting susunya dibersihkan dengan air hangat lalu dibalurkan campuran kuniyt dengan asam jawa yang dihaluskan
Puting dan ambing dibersihkan dengan rebusan air sirih, kemudian dibalurkan atau ditempelkan campuran kencur dengan jahe.






006- PENGOBATAN TRADISIONAL PENYAKIT TERNAK KAMBING : 
  Dikarenakan harga obat- obatan untuk ternak yang relatif mahal dan sulit didapat,  maka untuk mengatasi hal tersebut, perlu dicari alternatif lain yaitu dengan menggunakan obat tradisional yang ada. Namun demikian usaha pencegahan juga perlu dilakukan dengan menjaga kebersihan ternak dan lingkungannya, pemberian pakan yang cukup (kualitas dan kuantitas), bersih dan tidak beracun.Agar kambing tumbuh dan berkembang dengan maksimal.


Penyakit kambing yang dapat diobati secara tradisional antara lain :
1. SCABIES (KUDIS)
Penyebabnya adalah :
Parasit yang terdapat pada kotoran yang terjadi karena kandang kotor dan
ternak tidak pernah dimandikan.
Tanda- tanda:
- Kerak – kerak pada permukaan kulit
- Ternak selalu menggesekan bagian kulit yang terserang kudis
- Kerontokan bulu, kulit menjadi tebal dan kaku


Pengobatan :
Cukur bulu sekitar daerah terserang, mandikan ternak dengan sabun sampai
bersih, kemudian jemur sampai kering. Setelah kering dapat diobati dengan
menggunakan:
1. Belerang dihaluskan, dicampur kunyit dan minyak kelapa, kemudian
dipanaskan dan digosokkan pada kulit yang sakit.
2. Belerang dihaluskan dan dicampur dengan oli bekas dan digosok pada
bagian kulit yang sakit.
3. Kamper / kapur barus digerus, dicampur minyak kelapa dan dioleskan
pada bagian kulit yang sakit.


Pencegahan:
- Ternak yang berpenyakit kudis tidak boleh bercampur dengan ternak yang
   sehat.
- Ternak yang baru dibeli harus bebas dari penyakit kudis
- Mandikan ternak dua minggu sekali.
- Bersihkan kandang seminggu sekali.


2. BELATUNGAN ( MYASIS )
Penyebabnya adalah :
Luka daerah yang berdarah diinfeksi oleh lalat sehingga lalat berkembang
biak (bertelur) dan menghasilkan larva belatung.
Tanda-tanda:
- Adanya belatung yang bergerak-gerak pada bagian yang luka
- Bila belatungan pada kaki/teracak maka ternak terlihat pincang.
Pengobatan:
- Bersihkan luka dari belatung, kemudian obati dengan gerusan
kamper/kapur barus atau tembakau.
- Luka dibungkus dengan kain/perban untuk melindungi dari terjadinya luka
baru atau kotoran.
- Pada hari berikutnya luka dibersihkan, pengobatan diulang dan dibungkus
kembali. Biasanya dua atau tiga kali pengobatan sudah sembuh.
- Bila belatung sudah terbasmi, pemberian yodium tinctur dapat dipakai
untuk mempercepat pertumbuhan.


3. CACINGAN
Penyebabnya adalah :
Bermacam-macam cacing terjadi karena kandang yang kotor atau padang
pengembalaan yang kotor.
Tanda-tanda:
- Kurus, bulu agak berdiri dan tidak mengkilap
- Sembelit atau mencret
- Lesu dan pucat
- Daerah rahang terlihat membengkak
- Mati mendadak


Pengobatan:
1. Tepung buah pinang dicampur dengan nasi hangat dikepal-kepal
kemudian dipaksakan untuk dimakan ternak. Ternak dianjurkan untuk
dipuasakan terlebih dahulu.
2. Daun kelor yang tua dibakar, kemudian debunya dicampur air dan
diminumkan. Pengobatan diulangi satu minggu kemudian.
Pencegahan:
- Kandang dibuat panggung dan bersih
- Pengaritan rumput setelah panas yaitu pada jam 12.00-15.00 atau
pengembalaan ternak pada siang hari jam 10.00-15.00.
- Jangan menggembalakan ternak pada daerah rawa, sungai dan sawah.


4.  KERACUNAN TANAMAN
Penyebabnya adalah :
- Ternak memakan rumput-rumputan atau daun-daunan yang mengandung
zat racun.
Tanda-tanda:
- Mati mendadak, mulut berbusa, kebiruan pada selaput lendir,
pengelupasan kulit/eksim atau terjadi pendarahan.
Pengobatan:
- Cekoklah ternak dengan air kelapa muda.
Pencegahan:
- Tidak memberikan tanaman beracun atau menggembalakan ternak di
daerah yang banyak tumbuh tanaman yang mengandung racun.






007- Pencegahan Penyakit :
Tindakan pencegahan penyakit dalam usaha peternakan kambing PE adalah :
A. Kambing PE harus sehat
Dianjurkan hanya ternak yang sehat dan bebas dari penyakit saja yang boleh dimasukkan ke dalam areal peternakan. Untuk menghindari wabah penyakit, ternak yang baru datang atau baru dibeli harus di isolasi terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam lokasi peternakan.
Harus disiapkan kandang khusus bagi ternak yang sedang sakit. Ternak lama yang sedang sakit juga harus dipisahkan ke dalam kandang khusus, agar pengobatan dapat dilakukan secara maksimal dan penyakit tidak dapat menular ke ternak kambing yang lain. Kandang untuk perawatan jika memungkinkan lokasinya agak mejauh dari kandang utama. Karena kandang perawatan berfungsi sebagai tempat untuk menampung hewan yang sedang sakit, sehingga diharapkan penyakit yang sedang berjangkit tidak akan menular ke kambing yang lain. Mengingat ada beberapa penyakit kambing yang dapat dengan cepat menular ke ternak yang lain. Seperti kambing mencret/ diare atau kambing belekan. Walaupun penyakit tersebut tidak begitu membahayakan, tetapi penyakit tersebut dapat menganggu kesehatan kambing secara total. Apabila ada salah satu kambing yang sedang terkena diare, maka bakteri akan dapat dengan cepat menyebar ke kambing yang lain. karena kotoran yang dikeluarkan kambing tersebut memungkinkan terinjak-injak oleh kambing yang lain, sehingga penyebaran bakterinya akan cepat terjadi.


B. KANDANG BEBAS DARI GENANGAN AIR.
Genangan air merupakan tempat yang bagus untuk berkembang biak nyamuk dan dapat membantu penyebaran penyakit. Serangan nyamuk dalam populasi yang banyak dapat meyebabkan anemia dan menganggu ternak dalam beristirahat.
Jika genangan air membasahi kotoran kambing yang jarang dibersihkan, maka gangguan ini akan semakin parah, seperti gangguan pernafasan yang disebabkan oleh gas ammonia, dan bau yang timbul dari kotoran seperti itu mengundang kedatangan lalat dan berkembang biak.
Gangguan lalat dalam jangka panjang akan memberikan pengaruh yang lebih merugikan dibanding dengan serangan nyamuk. Sehingga usaha pencegahan, pemberantasan sarang nyamuk dan sarana yang dapat memungkinkan lalat berkembang biak dapat menjadi prioritas utama. Agar supaya kotoran kambing dan air kencingnya tidak mengumpul, maka kandang harus sering dibersihkan, dan desain kandang harus tepet.


C. SANITASI KANDANG
Merupakan usaha dalam rangka membebaskan kandang dari bibit-bibit penyakit maupun parasit lainnya dengan mengunakan obat-obatan pengendali seperti disinfectan pada dosis yang dianjurkan. Tindakan ini harus dilakukan secara rutin pada kandang yang akan ditempati oleh ternak. Jika ternak mengalami sakit dikandang, maka harus dipilih jenis disinfectan pada dosis yang lebih tinggi agar penyakit yang sama tidak menyerang pada penyakit yang lain. Sanitasi dapat menjamin ternak lebih sehat, sebab lingkunagan yang kotor dapat memancing bibit pentyakit. Sanitasi terhadap kandang harus dilakukan secara menyeluruh, yakni terhadap lingkungan sekitar dan terhadap peralatan yang berhubungan dengan ternak. Lingkungan yang kotor dan tidak terurus merupakan media yang baik bagi berbagai jenis serangga penyebar penyakit. Kutu dan caplak penghisap darah dapat bersarang dicelah-celah kandang sehingga merupakan sasaran utama dalam melakukan sanitasi. Semakin bersih kandng maka kwalitas dan kesehatan ternak semakin baik.


D. KANDANG DAN SINAR MATAHARI
Sinar matahari pagi mengandung vitamin D yang berperan sebagai energi dan mencegah gangguan rakhitis, terutama pada ternak yang selalu dikandangkan secara terus menerus.
Sinar ultraviolet pagi secara alami akan membunuh kuman-kuman penyakit setiap saat. Jadi sinar matahari dapat berperan sebagai pengendali yang sangat efektif. Masuknya sinar matahari ke dalam kandang akan membuat kandang menjadi lebih kering, tidak lembab dan selalu berudara segar. Kalau tempat memungkinkan, usahakan di dalam pembuatan kandang menghadap ke timur, tetapi andaikata tempatnya tidak memungkinkan maka cukup memberi kaca tembus pandang saja pada bagian atap, sehingga pada waktu siang hari, kandang dapat memperoleh sinar matahari secara maksimal.


E. PENGATURAN VENTILASI
Kandang yang sehat haruslah memungkinkan terjadinya pertukaran udara secara sempurna. Ventilasi yang buruk akan merugikan kesehatan ternak, karena gas-gas kotor dari faces maupun hasil pernafasan tidak dengan cepat terbuang keluar kandang. Hal ini akan menganggu kesehatan ternak dan memungkinkan penggunaan makanan yang dikonsumsi ternak tidak efisien. Jika hembusan angun terlalu kencang di lokasi kandang, di anjurkan agar di sekitar kandang di tanami pohon-ponanan yang dapat melindungi kandang dari hembusan angin keras dan langsung. Usahakan juga tanaman yang ditanam disekitar kandang sifat batangnya kuat, jangan mudah patah. Misal pohon nangka atau pohon mahoni. Selain dapat mengurangi hembusan angin, daun dan buah nangka dapat dimanfaatkan sebagai makan ternak.


F. PEMBERIAN MAKANAN TERNAK YANG BERMUTU
Makanan merupakan salah satu factor utama dan penting yang mempengaruhi produksi ternak. Makanan yang baik juga akan meningkatkan daya tahan ternak terhadap serangan penyakkit atupun pengaruh lingkungan yang huruk. Ternak yang sedang tercekam atau stress, menderita sakit dan baru sembuh, perlu memperoleh makanan yang khusus. Kekurangan nutrisi akan menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit tertentu.


G. UMBARAN TERNAK
Mengumbar ternak merupakan hal yang sangat penting, karenan ternak dapat berolahraga, sekaligus dapat mengendurkan otot-otot. Usahahakan pengembalaan ternak jangan ditengah terik matahari yang tinggi. Usahakan juga dalam melakukan pengumbaran,agar  tidak mencampur kambing yang sedang hamil tua dengan kambing yang lain. Hal ini untuk meminimalkan terjadinya perkelahian yang akan menyebabkan ternak bunting akan kehilangan anaknya. Usahakan juga kambing yang di umbar adalah kambing-kambing yang bertanduk pendek. Kambing yang bertanduk panjang haruslah diikat, agar supaya kambing tersebut tidak saling beradu tanduk.
Apabila kambing sering dilepas, maka kambing akan bermain dengan cara berlari-lari. Disini kambing jelas sudah berolah raga. Kambing yang sering di lepas, tingkat pertumbuhan dan daya tahannya akan lebih bagus jika dibanding dengan kambing yang hanya selalu di kandangkan saja. Kambing akan lebih cepat gemuk dan bulu kambing terlihat bersinar. Ini merupakan salah satu ciri kalau kambing tersebut sehat.






008- SISTEM PERKANDANGAN
Dalam usaha peternakan kambing peranakan etawa, terlebih lagi jika pemeliharaan dengan jumlah besar, kambing memerlukan perhatiaan yang cukup serius, sehingga perlu ditempatkan dalam sebuah kadang. Membangun kandang untuk kambing etawa seperti membangun rumah untuk tempat tinggal manusia, sehingga secara hakekat normative harus sama. Pembangunan kandang memerlukan keterampilan dan keseriusan. Tujuannya adalah untuk menciptakan desain kandang yang sempurna bagi kambing yang akan dipelihara agar benar-benar menjadi home sweet home bagi kambing itu sendiri. Prinsipnya adalah konstruksi kandang harus dapat membuat kambing merasa nyaman dan aman. Kondisi ini tentunya akan menjadikan kambing berproduksi secara normal, dan berkembang dengan maksimal,


Dalam hal ini kandang memiliki fungsi sebagai berikut ini:
-Kandang harus dapat melindungi kambing dari hewan-hewan pemangsa maupun hewan   penganggu.
-Kandang harus dapat mempermudah kambing dalam melakukan aktifitas keseharian kambing seperti makan, minum, tidur, kencing, atau buang kotoran.
-Kandang dapat mempermudah peternak dalam melakukan pengawasan dan menjaga kesehatan ternak.
-Sebagai tindakan preventif agar supaya kambing tidak merusak taneman dan fasilitas lain yang berada di sekitar lokasi kandang, serta menghindari terkonsumsinya pakan yang berbahaya bagi kesehatan kambing.
Kandang di usahakan di bangun dilokasi yang jauh dari pemukiman warga. Hal ini di maksudkan agar supaya kotoran yang ditimbulkan oleh kambing tidak menganggu warga masyarakat. Dianjurkan juga lokasi kandang sebaiknya berada di tanah yang memiliki tanaman yang rimbun . Hal ini dimaksudkan agar supaya angin yang bertiup tidak terlalu kencang. Angin yang terlalu kencang dapat menyebabkan kambing sering kembung perut.
Luasan kandang sebaiknya disesuaikan dengan jumlah kambing yang akan dipelihara. Standart luas kandang untuk seekor kambing adalah 1,5m persegi, sehingga untuk memelihara kambing 10 ekor, dibutuhkan lahan seluas 15m persegi. Pembuatan kandang di sarankan untuk melihat potensi pengembangan, sehingga perlu di buat kandang yang lebih luas. Pembuatan kandang memang membutuhkan biaya yang ekstra, tetapi manfaatnya akan lebih terasa pada masa yang akan datang. Jika dipandang terlalu luas dengan jumlah kandang yang ada, kandang bisa diberi sekat untuk pemisah sehingga gerak untuk kambing jadi terbatas. Usahakan pembangunan kandang di terhindar dari tempat genangan air.
Desai dan konstruksi kandang tidak usah terlalu mewah, tetapi cukup sederhana saja, apalagi kalau pemeliharaannya sekala kecil, di bawah 5 ekor. Namun, apabila pemeliharaannya bersekala komersiil atau di atas 10 ekor, jelas diperlukan desain dan konstruksi khusus yang ideal di area yang cukup luas. Ini disebabkan pemeliharaan kambing sekala komersial memerlukan penangan yang lebih serius.
Kandang di usahakan berbentuk panggung, karena pada dasarnya akan lebih mudah bagi peternak untuk melakukan pengawasan terhadap ternakan tu sendiri. Dasar kandang di buat agak miring dengan kemiringan 60’. Dasar kandang ini berada di bawah lantai karena kontrusi kandang di buat system pangggung. Fungsinya agar limbah kotoran kambing dapat langsung mengalir ke parit atau bak penampungan kambing yang disediakan di sekitar kandang. Tujuan utama pembagunan dasar kandang yang miring adalah agar supaya tercipta kebersihan kandang. Karena kandang yang bersih merupakan cara pencegahan penyakit pada ternak. Bila nanti di lantai kolong kandang masih ada kotoran kambing sebaiknya setiap hari kandang disapu atau dibersihkan agar supaya tidak muncul bau yang dapat mengancam kesehatan ternak






009- Tujuh jenis Kambing Lokal dan persilangan Indonesia :
1. KAMBING MARICA
Kambing Marica yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah
satu genotipe kambing asli Indonesia yang termasuk
kategori langka dan hampir punah (endargement). Daerah populasi kambing Marica
dijumpai di sekitar Kabupaten Maros, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Sopeng dan
daerah Makassar di Propinsi Sulawesi Selatan. Kambing Marica punya potensi genetik yang mampu beradaptasi baik di daerah agro- ekosistem lahan kering, dimana curah hujan sepanjang tahun sangat rendah. Kambing Marica dapat bertahan hidup pada musim kemarau walau hanya memakan rumput-rumput kering di daerah tanah berbatu-batu. Ciri yang paling khas pada kambing ini adalah telinganya tegak dan relatif kecil pendek dibanding telinga kambing kacang. Tanduk pendek dan kecil serta kelihatan lincah dan agresif.


2. KAMBING SAMOSIR
  Berdasarkan sejarahnya kambing ini dipelihara penduduk setempat secara turun temurun di Pulau Samosir, di tengah Danau Toba, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Kambing Samosir pada mulanya digunakan untuk bahan upacara persembahan pada acara keagamaan salah satu aliran kepercayaan aninismen(Parmalim) oleh penduduk setempat. Kambing yang dipersembahkan harus yang berwama putih, maka secara alami penduduk setempat sudah selektif untuk memelihara kambing mereka mengutamakan yang berwarna putih. Kambing Samosir ini bisa menyesuaikan diri dengan kondisi ekosistem lahan kering dan berbatu-batu, walaupun pada musim kemarau biasanya rumput sangat sulit dan kering. Kondisi pulau Samosir yang topografinya berbukit, ternyata kambing ini dapat beradaptasi dan berkembang biak dengan baik.


3. KAMBING MUARA
  Kambing Muara dijumpai di daerah Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli
Utara di Propinsi Sumatera Utara. Dari segi penampilannya kambing ini nampak
gagah, tubuhnya kompak dan sebaran warna bulu bervariasi antara warna bulu
coklat kemerahan, putih dan ada juga berwarna bulu hitam. Bobot kambing Muara
ini lebih besar dari pada kambing Kacang dan kelihatan prolifik. Kambing Muara ini sering juga beranak dua sampai empat sekelahiran (prolifik). Walaupun anaknya empat ternyata dapat hidup sampai besar walaupun tanpa pakai susu tambahan dan pakan tambahan tetapi penampilan anak cukup sehat, tidak terlalu jauh berbeda dengan penampilan anak tunggal saat dilahirkan. Hal ini
disebabkan oleh produksi susu kambing relatif baik untuk kebutuhan anak kambing
4 ekor.


4. KAMBING KOSTA
  Lokasi penyebaran kambing Kosta ada di sekitar Jakarta dan Propinsi Banten.
Kambing ini dilaporkan mempunyai bentuk tubuh sedang, hidung rata dan kadang-
kadang ada yang melengkung, tanduk pendek, bulu pendek. Kambing ini terbentuk berasal dari persilangan kambing Kacang dan kambing Khasmir (kambing impor). Warna dari kambing Kosta ini adalah coklat tua sampai hitam. Dengan presentase terbanyak hitam (61 %), coklat tua (20%),
coklat muda (10,2%), coklat merah (5,8%), dan abu-abu (3,4%). Pola warna tubuh
umumnya terdiri dari 2 warna, dan bagian yang belang didominasi oleh warna putih.


5. KAMBING GEMBRONG
  Asal kambing Gembrong terdapat di daerah kawasan Timur Pulau Bali terutama di Kabupaten Karangasem. Ciri khas dari kambing ini adalah berbulu panjang. Panjang bulu sekitar 15-25 cm, bahkan rambut pada bagian kepala sampai menutupi muka dan telinga. Rambut panjang terdapat pada kambing jantan, sedangkan kambing Gembrong betina berbulu pendek berkisar 2-3 cm. Warna tubuh dominan kambing Gembrong pada umumnya putih (61,5%) sebahagian berwarna coklat muda (23,08%) dan coklat (15,38%). Pola warna tubuh umumnya adalah satu warna sekitar 69,23% dan sisanya terdiri dari dua warna 15,38% dan tiga warna 15,38%. Rataan litter size kambing Gembrong adalah 1,25. Rataan bobot lahir tunggal 2 kg dan kembar dua 1,5 kg. Tingkat kematian prasapih 20%.


6. KAMBING PERANAKAN ETTAWAH (PE)
  Peranakan Ettawa (PE) merupakan hasil persilangan antara kambing Ettawa
(asal India) dengan kambing Kacang, yang penampilannya mirip Ettawa tetapi sedikit
kecil. Kambing PE tipe dwiguna yaitu sebagai penghasil daging dan susu (perah).
Peranakan yang penampilannya mirip Kacang disebut Bligon atau Jawa randu, yang
merupakan tipe pedaging. Ciri khas kambing PE antara lain; bentuk muka cembung melengkung dan dagu berjanggut, terdapat gelambir di bawah leher yang tumbuh berasal dari sudut janggut, telinga panjang, lembek menggantung dan ujungnya agak berlipat, ujung tanduk agak melengkung, tubuh tinggi, pipih, bentuk garis punggung mengombak ke belakang, bulu tumbuh panjang di bagian leher, pundak, punggung dan paha, bulu paha panjang dan tebal.


7. KAMBING KACANG
  Kambing Kacang merupakan kambing asli Indonesia juga didapati di Malaysia
dan Philipina. Kambing Kacang sangat cepat berkembang biak, pada umur 15-18
bulan sudah bisa menghasilkan keturunan. Kambing ini cocok sebagai pengasil daging dan kulit dan bersifat prolifik, sifatnya lincah, tahan terhadap berbagai kondisi dan mampu beradaptasi dengan baik di berbagai lingkungan yang berbeda termasuk dalam kondisi pemeliharaan
yang sangat sederhana.


PENUTUP
Dari tujuh bangsa ternak kambing lokal Indonesia yang telah dikarakterisasi
yang ternasuk kategori besar adalah kambing Peranakan Ettawa (PE) dan kambing
Muara, kambing kategori sedang adalah kambing Kosta, Gembrong dan kategori
kecil adalah kambing Kacang, kambing Samosir dan kambing Marica.
Selamat bekerja  dan semoga sukses.Ammin  Ammin ya robbal allamin


wasallam : ekowsystem / 01 / 03 / 12 / Barelang / Batam



No comments:

Post a Comment