Feb 25, 2012

Budidaya Bebek/ Itik



Beternak Bebek Secara Intensif

Bebek adalah hewan penurut, bahkan mereka bisa baris lho… Bebek mudah di ternakkan dan dipelihara. Banyak sekali sumber daya yang bisa kita ambil dari bebek ini, ada telurnya, dagingnya bahkan kotorannya bisa di jadikan pupuk. Penggemar daging dan telur bebek sekarang semakin banyak, karena rasa dari dagingnya yang sangat lezat. Telurnya pun bisa dibikin telur asin yang tak kalah lezat dengan dagingnya. Kebutuhan akan ketersediaan daging dan telur bebek ini sangatlah tinggi, nah inilah kesempatan Anda karena bisnis ini masih sangat potensial untuk dijalankan.
Umumnya usaha peternakan bebek ditujukan untuk bebek petelur. Namun peluang bebek pedaging juga bisa diambil dari bebek jantan atau bebek betina yang sudah lewat masa produksinya. Selain itu bisa juga pebisnis mengambil bagian pembibitan ternak bebek sebagai fokus usaha.
Namun sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri dengan pemahaman tentang perkandangan, bibit unggul, pakan ternak, pengelolaan dan pemasaran hasil. Misalnya bagaimana pemeliharaan anak bebek (5-8 minggu), pemeliharaan bebek Dara (umur 8-20 minggu ke atas) dan pemeliharaan bebek petelur (umur 20 minggu ke atas).
Masa produksi telur yang ideal adalah selama 1 tahun. Produksi telur rata-rata bebek lokal berkisar antara 200-300 butir per tahun dengan berat rata-rata 70 gram. Bahkan, bebek alabio memiliki produktivitas tinggi di atas 250 butir per tahun dengan masa produksi telur hingga 68 minggu.
Pemeliharaannya tidak membutuhkan waktu yang lama, dimana hasil sudah bisa dipetik dalam waktu 2-3 bulan. Hal tersebut disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya relatif lebih baik daripada bebek betina. Berat badan sampai saat dipotong tidak kurang dari 1,5 kg. Dengan memanfaatkan bebek jantan, dalam waktu yang relatif singkat sudah dapat dicapai berat yang lebih dibutuhkan. Pemotongan pada umur yang relatif muda, menghasilkan daging yang lebih empuk, lebih gurih dan nilai gizinya lebih tinggi.
  • Bebek Siap Telur = Rp 39.000,- S/d Rp 42.000,-
  • DOD Betina = Rp 3700,-
  • DOD Jantan = Rp 3200-
  • Bebek Potong 1,2 kg s/d 1,3 kg = Rp 19.500,-
  • Telur Tetas = Rp 1250,-
  • Telur Konsumsi = Rp. 900,-
Usaha peternakan itik di Indonesia telah lama dikenal masyarakat. Agar usaha ini dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemiliknya maka perlu diperhatikan beberapa hal yang menyangkut Manajemen pemeliharaan ternak itik, antara lain :
I. Seleksi Bibit
Bibit itik di Indonesia dibagi dalam dua kelompok yaitu :
a. Itik Lokal
1). Itik Tegal (Tegal).
  • Ciri-ciri : warna bulu putih polos sampai cokelat hitam, warna paruh dan kaki kuning atau hitam.
2). Itik Mojosari (Mojosari Jawa Timur).
  • Ciri-ciri : warna bulu cokelat muda sampai cokelat tua, warna paruh hitam dan kaki berwarna hitam.
3). Itik Alabio (Amuntai Kalimantan Selatan).
  • Ciri-ciri : badan lebih besar dibandingkan dengan itik Tegal.
4). Itik Asahan dikembangkan di Tanjung Balai, Sumatera Utara.
b. Itik Persilangan

II. Pakan
a. Jenis Pakan : jagung, dedak padi, bungkil kedelai, bungkil kelapa, dll.
b. Pemberian Pakan :
  • Umur 1 – 2 minggu 60 gr/ekor/hari.
  • Umur 3 – 4 minggu 80 gr/ekor/hari.
  • Umur 5 – 9 minggu 100 gr/ekor/hari.
  • Umur 10 minggu 150-180gr/ekor/hari.

III. Perkandangan
a. Lokasi Kandang
  • Jauh dari keramaian.
  • Ada atau dekat dengan sumber air.
  • Tidak terlalu dekat dengan rumah.
  • Mudah dalam pengawasan.
b. Bahan kandang bisa terbuat dari kerangka kayu atau bambu, atap genteng dan lantainya pasir atau kapur.
c. Daya tampung untuk 100 ekor itik :
  • Umur 1 hari – 2 minggu 1 -2 m.
  • Umur 1 – 2 minggu 2 – 4 m.
  • Umur 2 – 4 minggu 4 – 6 m.
  • Umur 4 – 6 minggu 6 – 8 m.
  • Umur 6 – 8 minggu 8 – 10 m.
Itik dara sampai umur 6 bulan 5 – 10 ekor/m.

IV. Tatalaksana Pemeliharaan
a. Secara ekstensif yaitu pemeliharaan yang berpindah-pindah.
b. Secara intensif yaitu secara terus-menerus dikandangkan seperti ayam ras.
c. Secara semi intensif yaitu dipelihara di kandang yanga ada halaman berpagar.
Perbandingan jantan dan betina (sex ratio) adalah 1 : 10 dan dipilih ternak itik yang berproduksi tinggi.

V. Kesehatan
a. Penyakit Berak Kapur.
Penyebab : Bakteri Salmonella Pullorum. Tanda-tanda : Berak putih, lengket seperti pasta.
Pencegahan: Kebersihan kandang, makanan, minuman, vaksinasi, dan itik yang sakit dipisahkan.
b. Penyakit Cacing.
Penyebab : Berbagai jenis cacing.
Tanda-tanda : Nafsu makan kurang, kadang-kadang mencret, bulu kusam, kurus, dan produksi telur menurun. Pencegahan: Kandang harus bersih, kering tidak lembab, makanan dan minuman harus bersih dan sanitasi kandang.
c. Lumpuh.
Penyebab : Kekurangan vitamin B.
Tanda-tanda : Kaki bengkak dibagian persendian, jalan pincang dan lumpuh, kelihatan ngantuk, kadang-kadang keluar air mata berlebihan.
Pencegahan : Pemberian sayuran / hijauan dalam bentuk segar setiap hari.

VI. Pasca Panen
a. Telur itik dapat diolah menjadi telur asin, telur pindang, dll.
b. Bebek dapat diolah menjadi bebek panggang dll
c. Bulu dapat diolah menjadi kerajinan tangan
d. Tinja/kotoran itik dapat menjadi pupuk.





I) SARANA 1. Lokasi 1) Tak bertentangan dengan RUTR dan RDTR

2) Letak dan ketinggian lokasi dengan wilayah sekitarnya harus memperhatikan lingkungan dan topografi 2. Lahan Lahan harus jelas, sesuai degan peruntukannya menurut peraturan perundangan yang berlaku

3) Penyediaan Air dan Alat Penerang Air yang digunakan harus memenuhi baku mutu air yang sehat yang dapat diminum oleh manusia dan ternak serta tersedia sepanjang tahun, dan hendaknya menyediakan alat penerangan (listrik) yang cukup sesuai kebutuhan.

4) Bangunan
1) Jenis Bangunan, jenis bangunan yang digunakan sama dengan jenis bangunan pada peternakan ayam
a. Kandang anak ayam, kandang ayam dara, ayam induk/babon dan ruang penetasan; kandang isolasi ayamsakit
b. Gudang penyimpanan bahan baku, ransum makanan ayam, gudang peralatan, ruang penyimpanan telur dan tempat penyimpanan obat;
c. Bak dan saluran pembuangan limbah
d. Bangunan kantor untuk urusan administrasi
2) Konstruksi Bangunan Memenuhi daya tampung untuk menjamin masuknya udara dengan leluasa ke dalam kandang dan keluarnya udara kotor (suhu optimal 26,5 oC dengan kelembaban maksimum 90%) memiliki saluran pembuangan limbah , bahan yang ekonomis.

Cara berternak kambing yang baik



CARA BETERNAK KAMBING YANG BAIK

BUDIDAYA KAMBING


BAHAN :
Kambing, Pakan, Peralatan konstruksi kandang, Lahan

ALAT :
Tempat pakan/minum

PEDOMAN TEKNIS :
Jenis kambing asli di Indonesia adalah kambing kacang dan kambing peranakan etawa (PE)

MEMILIH BIBIT :
Pemilihan bibit diperlukan untuk menghasilkan keturunan yang lebih baik. Pemilihan calon bibit dianjurkan di daerah setempat, bebas dari penyakit dengan phenotype baik.

CALON INDUK :
Umur berkisar antara > 12 bulan, (2 buah gigi seri tetap), tingkat kesuburan reproduksi sedang, sifat keindukan baik, tubuh tidak cacat, berasal dari keturunan kembar (kembar dua), jumlah puting dua buah dan berat badan > 20 kg.

CALON PEJANTAN :
Pejantan mempunyai penampilan bagus dan besar, umur > 1,5 tahun, (gigi seri tetap), keturunan kembar, mempunyai nafsu kawin besar, sehat dan tidak cacat.

PAKAN :
Ternak kambing menyukai macam-macam daun-daunan sebagai pakan dasar dan pakan tambahan (konsentrat).

Pakan tambahan dapat disusun dari (bungkil kalapa, bungkil kedelai), dedak, tepung ikan ditambah mineral dan vitamin.

Pakan dasar umumnya adalah rumput kayangan, daun lamtoro, gamal, daun nangka, dsb.

Pemberian hijauan sebaiknya mencapai 3 % berat badan (dasar bahan kering) atau 10 - 15 % berat badan (dasar bahan segar)

Pemberian pakan induk
Selain campuran hijauan, pakan tambahan perlu diberikan saat bunting tua dan baru melahirkan, sekitar 1 1/2 % berat badan dengan kandungan protein 16 %.


KANDANG :
Pada prinsipnya bentuk, bahan dan konstruksi kandang kambing berukuran 1 1/2 m² untuk induk secara individu. Pejantan dipisahkan dengan ukuran kandang 2 m², sedang anak lepas sapih disatukan (umur 3 bulan) dengan ukuran 1 m/ekor. tinggi penyekat 1 1/2 - 2 X tinggi ternak.

Pencegahan penyakit : sebelum ternak dikandangkan, kambing harus dibebaskan dari parasit internal dengan pemberian obat cacing, dan parasit eksternal dengan dimandikan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------
PENDAHULUAN :
Ternak kambing sudah lama diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai usaha sampingan atau tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (baik daging, susu, kotoran maupun kulitnya) relatif mudah. Meskipun secara tradisional telah memberikan hasil yang lumayan, jika pemeliharaannya ditingkatkan (menjadi semi intensif atau intensif), pertambahan berat badannya dapat mencapai 50 - 150 gram per hari. Ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan dalam usaha ternak kambing, yaitu: bibit, makanan, dan tata laksana.

BIBIT :
Pemilihan bibit harus disesuaikan dengan tujuan dari usaha, apakah untuk pedaging, atau perah (misalnya: kambing kacang untuk produksi daging, kambing etawah untuk produksi susu, dll). Secara umum ciri bibit yang baik adalah yang berbadan sehat, tidak cacat, bulu bersih dan mengkilat, daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan.

CIRI UNTUK CALON INDUK :
1. Tubuh kompak, dada dalam dan lebar, garis punggung / pinggang lurus, tubuh besar, tidak terlalu gemuk
2. Jinak dan sorot matanya ramah.
3. Kaki lurus dan tumit tinggi.
4. Gigi lengkap, mampu merumput dengan baik (efisien), rahang atas dan bawah rata.
5. Dari keturunan kembar atau dilahirkan tunggal tapi dari induk yang muda.
6. Kambing simetris, tidak menggantung dan berputing 2 buah.

CIRI CALON PEJANTAN :
1. Tubuh besar dan panjang dengan bagian belakang lebih besar dan lebih tinggi, dada lebar, tidak terlalu . gemuk, gagah, aktif dan memiliki libido (nafsu kawin) tinggi.
2. Kaki lurus dan kuat.
3. Dari keturunan kembar.
5. Umur antara 1,5 sampai 3 tahun.

MAKANAN :
Jenis dan cara pemberiannya disesuaikan dengan umur dan kondisi ternak. Pakan yang diberikan harus cukup protein, karbohidrat, vitamin dan mineral, mudah dicerna, tidak beracun dan disukai ternak, murah dan mudah diperoleh. Pada dasarnya ada dua macam makanan, yaitu hijauan (berbagai jenis rumput) dan makan tambahan (berasal dari kacang-kacangan, tepung ikan, bungkil kelapa, vitamin dan mineral).
Cara pemberiannya :

Diberikan 2 kali sehari (pagi dan sore), berat rumput 10% dari berat badan kambing, berikan juga air minum 1,5 - 2,5 liter per ekor per hari, dan garam berjodium secukupnya.

Untuk kambing bunting, induk menyusui, kambing perah dan pejantan yang sering dikawinkan perlu ditambahkan makanan penguat dalam bentuk bubur sebanyak 0,5 - 1 kg/ekor/hari.
----------------------------------------------------------------------------------------
TATA LAKSANA :

KANDANG :
1. Harus segar (ventilasi baik, cukup cahaya matahari, bersih, dan minimal berjarak 5 meter dari rumah).
2. Ukuran kandang yang biasa digunakan adalah :
3. Kandang beranak : 120 cm x 120 cm /ekor
4. Kandang induk : 100 cm x 125 cm /ekor
5. Kandang anak : 100 cm x 125 cm /ekor
6. Kandang pejantan : 110 cm x 125 cm /ekor
7. Kandang dara/dewasa : 100 cm x 125 cm /ekor

PENGELOLAAN REPODUKSI :
Diusahakan agar kambing bisa beranak minimal 3 kali dalam dua tahun.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :

Kambing mencapai dewasa kelamin pada umur 6 s/d 10 bulan, dan sebaiknya dikawinkan pada umur 10-12 bulan atau saat bobot badan
mencapai 55 - 60 kg.

Lama birahi 24 - 45 jam, siklus birahi berselang selama 17 - 21 hari.

Tanda-tanda birahi : gelisah, nafsu makan dan minum menurun, ekor sering dikibaskan, sering kencing, kemaluan bengkak dan mau/diam bila
dinaiki.

Ratio jantan dan betina = 1 : 10
Saat yang tepat untuk mengawinkan kambing adalah :

Masa bunting 144 - 156 hari (.... 5 bulan).

Masa melahirkan, penyapihan dan istirahat ± 2 bulan.

PENGENDALIAN PENYAKIT :
Hendaknya ditekankan pada pencegahan penyakit melalui sanitasi kandang yang baik, makanan yang cukup gizi dan vaksinasi.

Penyakit yang sering menyerang kambing adalah: cacingan, kudis (scabies), kembung perut (bloat), paru-paru (pneumonia), orf, dan koksidiosis.

PASCA PANEN :
Hendaknya diusahakan untuk selalu meningkatkan nilai tambah dari produksi ternak, baik daging, susu, kulit, tanduk, maupun kotorannya. Bila kambing hendak dijual pada saat berat badan tidak bertambah lagi (umur sekitar 1 - 1,5 tahun), dan diusahakan agar permintaan akan kambing cukup tinggi.

Harga diperkirakan berdasarkan : berat hidup x (45 sampai 50%) karkas x harga daging eceran.

CONTOH ANALISA USAHA TERNAK KAMBING
( HARGA DI JAWA TIMUR )
**Pengeluaran :

BIBIT :
Bibit 1 ekor pejantan = 1 x Rp. 250.000,- Rp. 250.000,-
Bibit 6 ekor betina = 1 x Rp. 200.000,- Rp. 1.200.000,-
Total Rp. 1.450.000,-
Kandang Rp. 500.000,-
Makanan Rp. 200.000,-
Obat-obatan Rp. 100.000,-
Total Pengeluaran Rp. 2.250.000,-
**Pemasukan :

Dari anaknya
Jika setelah 1 tahun, ke 6 produk menghasilkan 2 ekor, jumlah kambing yang bisa dijual setelah 1 tahun = 12 ekor. Jika harga tiap ekor Rp. 150.000,- maka dari 12 ekor tersebut akan dihasilkan : 12 x Rp. 150.000,- = Rp. 1.800.000,-
Dari induk
Pertambahan berat induk 50 gram per ekor per hari, maka setelah 2 tahun akan dihasilkan pertambahan berat : 7 x 50 gr x 365 = 127,75 kg. Total daging yang dapat dijual (7 x 15 kg) + 127,75 kg = 232,75 kg. Pendapatan dari penjualan daging = 232,75 kg x Rp. 10.000,-=Rp.2.327.500,-
Dari kotoran :
Selama 2 tahun bisa menghasilkan ± 70 karung x Rp. 1.000,- = Rp. 70.000,-
Keuntungan

Masuk:Rp.1.800.000+Rp. 2.327.500+Rp. 70.000 == Rp. 4.197.500,-
Keluar:Rp.1.450.000+Rp.500.000+Rp.200.000+Rp.100.000 == Rp. 2.250.000
Keuntungan selama 2 th: Rp. 4.197.500,- dikurang Rp. 2.250.000 == Rp. 1.947.500,- atau Rp. 81.145,- per bulan.

Feb 24, 2012

Labu Siem



Budidaya Labu


Labu ini disebut juga waluh siem, labu jepan, atau labu jipang. Tanamannya tumbuh merambat ke para-para. Buahnya agak lebih besar dari kepalan tangan. Berbentuk membulat ke bawah. Ada alur pada kulit luar yang agak mirip dengan pembagian ruang dalam buah. Kulit bertonjolan tidak teratur. Kulit buah tipis dengan daging yang tebal. Bila dikupas kandungan getahnya keluar. Oleh karena itu, perlu direndam sebentar dalam air sebelum dimasak. Ada juga yang merebus labu siam muda langsung beserta kulitnya untuk dijadikan lalap.
Manfaat :
Untuk sayuran dan lalapan.
Syarat Tumbuh :
Tanaman labu tergolong mudah ditanam. Tak heran bila wilayah tanamnya menyebar di berbagai belahan dunia, dari daerah beriklim tropis sampai subtropis. Dataran tinggi berhawa dingin maupun dataran rendah berhawa panas cocok ditanami labu. Labu siam tumbuh dengan baik pada ketinggian 200-1.000 m dpl. Adaptasi labu terhadap perilaku cuaca juga sangat baik. Labu tak hanya mampu berantisipasi terhadap kurangnya air di musim kemarau, melainkan juga terhadap kelebihan air di musim hujan. Labu akan tumbuh optimal pada tanah yang kering, berdrainase dan aerasi baik, gembur, serta kaya bahan organik. Tanah yang cenderung asam dengan pH 5-6,5 justru disukainya. Untuk rata-rata lahan di Indonesia yang berkecenderungan asam, proses pengapuran untuk menaikkan pH bisa diabaikan.
Benih: Labu dikembangbiakkan lewat biji. Untuk labu siam dapat diperoleh bijinya dengan memetik buah yang sudah tua benar. Kemudian diperam di tempat yang lembap hingga keluar tunasnya. Kebutuhan benih untuk labu siam 650 biji/ha, Penanaman Tanah yang sudah diolah dengan pencangkulan 2 kali hingga gembur diberi pupuk kandang. Pupuk kandang sebaiknya ditaruh sekitar lubang tanam. Tanah tak perlu dibedeng atau gulud. Akan tetapi, perlu dibuat parit pengairan sederhana dengan menggali parit kecil di sekeliling lahan dan di antara beberapa baris tanaman. Lubang penanaman dibuat dengan tugal. Masukkan 2-3 biji benih ke dalam lubang. Labu siam yang ditanam dengan para-para menggunakan jarak tanam 4 x 4 m dengan lubang tanamnya harus besar. Pada lubang tanam dimasukkan buah labu siam tua yang sudah bertunas. Tutupi buah dengan tanah dan pelihara tunasnya agar tumbuh dengan baik.

Pemeliharaan :
Sebelum tanaman labu tumbuh merambat atau menjalar, tindakan penyiangan harus sering dilakukan. Tanah yang belum tertutup seluruhnya gampang sekali ditumbuhi oleh rumput-rumput liar. Tanah di sekitar batang utama tanaman perlu juga ditinggikan. Caranya tarik tanah ke dekat batang tanaman sehingga pada pokok tanaman tanah menjadi lebih tinggi. Setelah tanaman keluar sulur-sulurnya kita perlu membuat parapara . Para-para dibuat dari bambu yang dibelah 2. Tancapkan bambu di sekitar pokok batang. Tinggi bambu dari permukaan tanah sekitar 1,5 m. Jadi bambu dipotong lebih dari itu agar bisa ditancapkan ke dalam tanah dengan kuat. Masing-masing bambu yang dijadikan tiang rambatan disambung dengan bambu lain di bagian atasnya. Jadi, dari atas para-para terlihat seperti kotak-kotak yang saling bersambung. Tambahkan bambu-bambu lagi dalam posisi melintang dan membujur agar bidang kotak menjadi sekitar 30 x 30 cm atau 50 x 50 cm. Pengecilan bidang kotak pada atap para-para dimaksudkan agar buah labu siam dapat tumbuh sempurna dan mudah dipetik. Agar sambungannya kuat lakukan pengikatan atau pemakuan. Para-para harus dibuat sekuat mungkin karena nantinya akan menyangga buahnya yang berat. Pemangkasan pada labu dilakukan saat tanaman berumur 3-6 minggu. Pemangkasan cabang diusahakan agar tunas menyebar dengan baik sehingga buah tumbuh merata dan banyak. Cabang tua yang tidak tumbuh memanjang lagi dipotong ujungnya agar bisa bertunas. Daun tua yang tidak produktif lagi juga dibuang. Pemupukan Kebutuhan pupuk kandang ialah 5 kg per lubang tanam. Selain itu tambahkan NPK sebanyak 100 g/lubang atau 60-100 kg/ha. Pemberiannya dilakukan pada awal penanaman. Pupuk ini dibenamkan dekat batang pokok.

Hama dan Penyakit :
Hama ulat grayak (Spodoptera litura) dapat menghabiskan daun labu. Tanda serangan bisa dilihat pada bekas gigitan yang sering hanya meninggalkan tulang daun saja. Serangan ulat dilakukan malam hari. Waktu siang hari ulat bersembunyi dalam tanah. Untuk pencegahannya, gulma di sekitar tanaman harus dibersihkan. Selain itu, lakukan penyemprotan sedini mungkin dengan Azodrin, dosisnya 2 cc/l, Kepik Leptoglossus australis menyerang buah labu. Bila hujan, bekas tusukan hama ini akan terkena air hujan sehingga mudah dimasuki oleh cendawan. Akibatnya buah menjadi lembek dan busuk. Bila menyerang daun, bagian tengah tanaman atau seluruhnya menjadi kering. Penyemprotan dengan Azodrin seperti dosis di atas juga mampu mengatasi serangan kepik. Lalat buah yang sering menyerang semangka adalah musuh tanaman labu juga. Bila telumya sudah masuk ke dalam buah maka buah sulit untuk dikonsumsi lagi. Pada belahan buah sering ditemui ulat-ulat kecil dari telur yang sudah menetas. Akibat lainnya, bila menyerang batang, bagian batang membengkak seperti bisul. Untuk mencegah serangan, kebersihan lahan harus dijaga. Selain itu, buah diberongsong dengan kertas, daun pisang, atau plastik. Adapun penyakit yang sering menyerang tanaman labu ialah penyakit layu. Penyebabnya ialah cendawan Fusarium sp. Bibit yang baru tumbuh dan tanaman yang masih muda mudah sekali terserang. Mula-mula ujung daun layu, kemudian mengerut, dan akhirnya kering. Bila tanaman yang terserang dalam areal masih sedikit, cabut tanaman tersebut dan musnahkan. Penyemprotan Benlate 2 g/l air ke tanaman serta di bekas tanah tempat tanaman terkena akan membantu kesehatan tanaman yang lain.

Panen dan Pasca Panen :
Labu siam dipanen pertama kali sekitar umur 4 bulan sesudah tanam. Labu siam dipotong tangkainya dengan pisau, tetapi jangan sampai jatuh. Kulitnya yang halus mudah lecet sehingga dapat mengurangi mutunya.

Pembahasan tentang:
budidaya waluh, budidaya labu siam, cara menanam labu siam, cara budidaya LABU, buah waluh pakan kenari, WALUH, hama tanaman labu, cara penanaman labu kuning, makalah tentang budidaya labu siam, cara penanaman labu, buah labu, teknik budidaya pada tanaman labu,teknik bertanam waluh, keunggulan batang tanaman labu, cara bertanam labu kuning, jarak tanam waluh, fungsi sayuran buat lovebird, gambar buah labu, teknis pembibitan ikan hias powerpoint,hama/penyakit labu kuning, makalah tentang labu kuning, menanam labu siam, penanaman waluh,menanam labu, cara menyajikan waluh kenari, buah berbentuk besar, buah labu siam, analisis kotoran lembuh dan kotoran kuda dijadikan pupuk sayur bayam, budi daya waloh, budi daya waluh siem,budidaya buah waluh, budidaya labu siam unggul, car mennanam labu siem, cara bercocok tanam labu

Menanam Sayuran



TANAM SAYUR /BMS/ Batam/ 09-04-09-62/ ekowsystem@yahoo.com

Pada mulanya bertanam sayur di pekarangan hanya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga dengan memanfaatkan halaman rumah yang tersisa, sehingga kegiatan ini banyak dikembangkan di pedesaan. Namun saat ini budaya bertanam sayuran di pekarangan ternyata juga disukai kalangan ibu rumah tangga di daerah perkotaan. Memang bukan untuk pemenuhan gizi keluarga yang jadi tujuan utama, melainkan lebih sekedar untuk menyalurkan hobi. Kegiatan ini cukup bermanfaat terutama jika kebutuhan rempah atau sayuran yang mendesak.Daerah perkotaan ada yang sama sekali tidak memiliki lahan pekarangan maka bertanam sayuran dapat dilakukan di dalam pot atau dilakukan secara vertikultur. Dalam pemanfaatan pekarangan menjadi taman sayura sapek budidaya dari tanaman tetap harus diperhatiakan. Dengan demikian tujuan dari pemanfaatan pekarangan berapa pun luasannya akan memberikan hasil yang optimal.
Kata Kunci: Optimalisasi, Pekarangan, Produktifitas


I.PENDAHULUAN
Pekarangan adalah lahan terbuka yang terdapat di sekitar rumah tinggal. Lahan ini jika dipelihara dengan baik akan memberikan lingkungan yang menarik nyaman dan sehat serta menyenangkan sehingga membuat kita betah tinggal di rumah.
Pekarangan rumah kita dapat kita manfaatkan sesuai dengan selera dan keinginan kita. Misalnya dengan menanam tanaman produktif seperti tanaman hias, buah, sayuran, rempah-rempah dan obat-obatan. Dengan menanam tanaman produktif di pekarangan akan memberi keuntungan ganda, salah satunya adalah kepuasan jasmani dan rohani (Anonim, 2009). Taman indah di sekitar rumah akan mampu membangkitkan semangat dan memberi inspirasi bagi yang memandang. Sebuah pepatah Cina kuno”Apabila ingin bahagia selama hidup, buatlah taman yang indah”.Pepatah ini ada benarnya mengingat arti penting taman dalam sebuah rumah tinggal (Supriati, dkk 2008).
Taman sayur merupakan contoh taman yang multifungsi. Di satu sisi tampilannya cukup memberikan kesan dan ketika dipanen dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan (Supriati, dkk 2008). Bahkan jika jumlahnya cukup banyak bisa dijual yang akan memberikan keuntungan ekonomis. Martha Stewart juga melakukan usaha berkebun sayuran di pekarangan yang terdapat di belakang rumahnya di kawasan Bedford, Cantitoe Corners sejak tahun 2001. Stewart berpendapat yang dibutuhkan setiap hari adalah makanan, sehingga beliau tidak membuat taman bunga di pekarangan rumahnya (Stewart dalam LIVING, 2010).
Selain dari manfaat estetis dan produktif dari taman sayur ada manfaat lain yang bisa kita peroleh. Dengan taman sayur di pekarangan kita ikut mendukung gaya hidup hijau yang merupakan suatu usaha untuk mengatasi laju pemanasan global yang bisa kita mulai dari rumah kita (Anonim, 2010). Sebagaimana kita tahu tumbuhan pada siang hari berfotosintersis dengan mengambil CO2dari udara dan sebagai hasilnya tumbuhan melepaskan O2ke udara. Jadi dengan menanam sayuran di pekarangan rumah dapat mengurangi konsentrasi CO2yang semakin meningkatkan akibat emisi kendaraan bermotor yang lalu lalang di sekitar rumah kita. Dengan demikian kualitas udara di sekitar rumah kita menjadi lebih baik



II.PRODUKSI DAYURAN DI INDONESIA
Pada tahun 2002, konsumsi sayuran dan buah di Indonesia diperkirakan sekitar 59,2 kg/kapita/tahun. Bila dari konsumsi sayuran 15% di antaranya dibuang karena tidak diperlukan atau karena mengalami kerusakan, berarti konsumsi bersih dari sayuran tersebut hanya mencapai 47,5 kg/kapita/tahun atau sekitar 130,1g/kapita/hari. Angka ini masih di bawah standar internasional untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, yakni di atas 150 g /kapita/hari. Angka ini belum cukup baik bila dibandingkan dengan konsumsi rata-rata masyarakat Asia 220 g/kapita/hari dan dunia sebesar 240 g/kapita/hari (Redaksi Trubus, 2009).
Tabel 1. Produksi dan luas Lahan Beberapa Jenis Sayuran Komersial di Indonesia tahun 2002.



Jenis Sayuran
Luas panen (Ha)
Produksi (ton)
Bawang merah
Bawang Putih
Bawang daun
Kentang
Kubis
Petsai/Sawi
Wortel
Lobak
Kacang Merah
Kacang Panjang
Cabe
Tomat
Terung
Buncis
Mentimun
Labu siam
Kangkung
Bayam
78.615
7.051
37.475
55.942
1.088
58.909
43.787
17.210
26.516
145.084
44.674
53.344
24.854
46.764
7.107
28.928
31.425
75.815
643.463
58.219
364.914
859.948
15.098
1.276.816
500.805
258.980
63.536
684.184
702.624
315.199
214.518
549.064
105.050
204.387
147.231
516.960
Total
766.598
7.480.996
Sumber: Ditjen Bina Produksi Hortikultura, 2002
Melihat produksi sayur Indonesia pada tahun 2002 yang hampir mencapai 7,5 ton (lihat tabel.1) sementara konsumsi sayuran mencapai 47,5 kg/kapita/tahun diperlukan 9,8 ton sayuran untuk lebih dari 206juta penduduk Indonesia. Dengan demikian dapat diduga bahwa kontribusi sayuran non-komersil dalam memenuhi kebutuhan konsumsi sayuran mencapai 2,3 juta ton (Redaksi Trubus, 2009).
Dari besarnya kontribusi yang diberikan oleh sayuran non-komersil tersebut dapat dipastikan bahwa usaha bertanam sayuran di halaman masih sangat diperlukan. Bagi masyarakat di pedesaan, bukan saja untuk memnuhi kebutuhan sendiri, melainkan juga untuk menambah penghasilan keluarga. Karena hasil panen dapat dijual ke pasar. Kegiatan bertanam sayur di pekarangan saat ini telah menjadi alternatif penyaluran hobi yang banyak dilakukan ibu rumah tangga di kota.



III.KLASIFIKASI AREA PEKARANGAN
Secara garis besar area atau daerah taman pekarangan pada umumnya dapat dibagi menjadi:
  1. Daerah umum (public area). Taman yang kita buat dimaksudkan pada area ini selain dilihat dan dinikmati oleh penghuni rumah juga oleh siapa saja yang lewat di depan atau disekitar rumah kita.
  2. Daerah kesibukan (service area). Taman yag kita buat pada area ini adalah untuk kesibukan penghuni rumah, misalnya tempat mencuci pakaian, mencuci piring atau lainnya. Pada area inipun dapat ditanam tanaman bumbu-bumbuan, sayur-sayuran atau tempat menanam tanaman obat-obatan. Begitu pula tempat anak-anak bermain. Biasanya daerah ini diletakkan dekat dapur, dengan maksud bila mau ambil tanaman bumbu pada saat sedang memasak mudah dan dekat sehingga tidak memerlukan waktu yang lama, jadi masakannya tidak menjadi hangus. Begitupula tempat anak-anak bermain diletakkan didaerah ini, dengan maksud ibu atau pembantu rumah tangga atau penghuni rumah yang lainnya sambil bekerja, setiap saat dapat mengawasi anak-anak yang sedang bermain. Apalagi tiba-tiba ada anggota keluarga memerlukan tanaman obat-obatan, terutama pada malam hari dapat dengan mudah dan aman mengambilnya.
  3. Daerah pribadi (private area). Daerah ini kita buat taman yang khusus untuk pribadi, misalnya tempat ibu atau bapak menanam tanaman hobbinya tempat “bertukang”, melakukan penelitian yang paling hemat, aman, setiap saat dapat diamati. Daerah pribadi ini biasanya disediakan disamping rumah.
  4. Daerah famili (family area). Daerah ini dapat dibuat taman untuk kepentingan keluarga, atau tempat berolah raga, atau tempat keluarga berkumpul, camping dan lainnya. Jangan lupa memikirkan tempat anak-anak dikala remaja bersantai. Taman untuk keluarga ini diberi tempat yang strategis dipekarangan bila pekarangannya luas (Irwan, 2008).
IV.KEUNTUNGAN PEKARANGAN PRODUKTIF
Berbagai keuntungan diperoleh dengan memanfaatkan pekarangan menjadi produktif secara konseptual adalah sebagai berikut:
  1. Banyak yang tidak menyadari akan potensi pekarangan sebagai penghasil (tambahan), seperti bahan pangan atau bahan obat-obatan bahkan ternak untuk kebutuhan hidup sehari-hari dalam rangka hidup sehat, murah dan mudah.
  2. Pemanfaatan pekarangan merupakan bagian dari pembangunan hutan kota, guna lingkungan yang nyaman, sehat dan indah, sangat mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (suistanable development), karena pemanfaatan pekarangan merupakan pelestarian ekosistem yang sangat baik.
  3. Jika setiap rumah mempunyai pekarangan yang indah serta terpelihara, sekaligus akan meningkatkan pembangunan hutan kota yang berbentuk menyebar dengan struktur yang berstrata akan meningkatkan kualitas lingkungan yang sejuk, sehat dan indah.
  4. Dengan membuat taman pekarangan, ini berarti akan dapat menyalurkan segala kreatifitas dan kesenangan ataupun hobi semua anggota keluarga.
  5. Unsur utama dalam pemanfaatan pekarangan adalah tanaman, apakah itu tanaman hortikultura, obat-obatan, bumbu-bumbuan, rempah-rempah dan lainnya.
  6. Pemanfaatan pekarangan dengan taman pekarangan yang konseptual akan memberikan kenyamanan serta dapat memenuhi kebutuhan jasmaniah dan rohaniah terutama anggota keluarga, maupun siapa saja yang lewat disekitar rumah kita.
  7. Pemanfaatan pekarangan mengandung nilai pendidikan khususnya dapat mendidik anggota keluarga cinta lingkungan, juga pekarangan dapat menjadi laboratorium hidup (Irwan, 2008; Ginting, 2010).
V. ERENCANAAN PEMANFAATAN PEKARANGAN
Berikut panduan perencanaan dalam upaya pemanfaatan lahan pekarangan:1. Persiapan Media Tanam
Tahap ini merupakan tahap awal dalam berkebun. Jika pekarangan luas lahan perlu dibersihkan dari tanaman liar. Upayakan pembersihan lahan tidak menggunakan bahan kimia karena residunya dalam tanah akan mengurangi produktivitas tanah.
Media tanam untuk bertanam sayur harus mengandung unsur-unsur mineral dan bahan organik. Bila tanah berwarna gelap dan gembur, kita hanya perlu memberikan pupuk tambahan pada saat penanaman. Sedangkan bila tanah berwarna agak terang, pucat, dan padat maka kita perlu mengolahnya secara intensif dengan mencangkul untuk mengemburkan tanah dilanjutkan dengan memberikan pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) dan pupuk kimia (TSP, KCl, dan Urea) secara berimbang (Andhika, 2009).
Untuk lahan sempit penanaman dalam pot dan vertikultur dapat menjadi alternatif. Yang perlu dilakukan adalah memilih pot yang sesuai dengan karakterisitik tanaman, sehingga ukuran dan porositas pot perlu diperhatikan.



2. Menentukan Jenis Tanaman
Pilihlah jenis tanaman yang bermanfaat bagi keperluan rumah tangga baik untuk obat atau kesehatan (kunyit, jahe, temulawak, mengkudu) dan keperluan dapur (cabe, tomat, sereh, sayuran,) serta pelengkap gizi keluarga (pepaya , pisang , jeruk dan lain-lain). Upayakan menanam beragam jenis tanaman dengan maksud untuk mencegah adanya serangan hama dan penyakit pada tanaman. Untuk tujuan estetika, pilihan tanaman yang memiliki figure menarik misalnya tanaman mengkudu yang memiliki bentuk daun yang lebar, tanaman kencur dengan bentuk daun yang unik dan sebagainya.
Jenis sayuran yang akan ditanam harus ditentukan sejak awal agar hasil panenyang diperoleh akan memuaskan.
Tabel 2. Beberapa jenis sayuran yang dapat ditanam di pekarangan
Jenis sayuran
Nama Lokal
Nama Latin
Tipe Tanaman
Sayuran Daun
Sayuran buah
Sayuran Bunga
Sayuran Umbi dan batang
Bayam
Beluntas
Kangkung
Katuk
Kemangi
Kol
Mangkokan
Melinjo
Pepaya
Sawi
Seledri
Bawang daun
Bawang kucai
Leunca
Buncis
Cabe Besar
Cabe Rawit
Gambas
Kacang Panjang
Kacang kapri
Labu siam
Leunca
Pare
Terung
Tomat
Mentimun
Kembang kol
Pepaya
Talas
Wortel

Amaranthus Sp.
Pluchea indica
Ipomea aquatica
Sauropus androgynus
Ocimus sanctum
Brassica oleraceae
Nothopanax Sp.
Gnetum gnemon
Carica papaya
Brassica juncea
Apium graveolens
Allium ascolonicum
Allium porrum
Salanum nigrum
Phaseolus vulgaris
Capsicum annum
Capsicum frustenscens
Luffa acutangula
Vigna sinensis
Pisum sativum
Sechium edule
Salanum nigrum
Momordica charantia
Salnum melongena
Solanum lycopersicum
Cucumis sativus
Brassica oleraceae
Carica papaya
Colocasia escilenta

Herba menahun/ semusim
Perdu tegak
Semak menjalar
Perdu tegak
Perdu tegak
Herba
Perdu
Pohon
Pohon
Herba
Herba
Herba merumpun
Herba merumpun
Perdu
Merambat
Herba tegak
Herba tegak
Merambat
Merambat
Perdu
Merambat
Perdu
Merambat
Perdu
Perdu merambat
Merambat
Herba
Pohon
Herba
Sember: Redaksi Trubus, 2009



4. Tata Letak Tanaman
Pada prinsipnya semua tanaman memerlukan sinar matahari yang cukup sepanjang hari. Tempatkan jenis-jenis yang berukuran kecil mulai dari bagian Timur dan tempatkan jenis tanaman yang berukuran besar seperti buah-buahan di bagian sebelah Barat. Hal ini dimaksudkan agar jenis tanaman yang besar tidak menaungi/menghalangi sinar matahari terhadap tanaman yang kecil. Demikian pula kerapatan dan populasi tanaman perlu diperhatikan karena mempengaruhi efisiensi penggunaan cahaya matahari serta persaingan antar tanaman dalam menggunakan air dan unsur hara. Aturlah tata letak sedemikian rupa yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan misalnya jangan sampai menghalangi jalan masuk, menghalangi pandangan, dan sebagian tanaman atau kotoran masuk ke areal kebun tetangga (Andhika, 2009) .



5. Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan baik untuk lahan maupun tanaman merupakan hal yang harus selalu diperhatikan. Pemeliharaan tanaman meliputi beberapa aspek yang harus diperhatikan yaitu penyiangan, penyiraman, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit.
Penyiangan dilakukan dengan membersihkan lahan dari rumput-rumput liar, bertujuan untuk mencegah kompetisi nutrisi tanaman dari tanah selain untuk kebersihan dan keindahan. Sisa-sisa tanaman dan rumput sebaiknya dikeringkan lalu dikubur ke dalam tanah karena dapat meningkatkan kesuburan tanah. Sisa tanaman dan serasah ini dapat juga diproses untuk dijadikan pupuk organik atau kompos.
Pemberian air dengan cara penyiraman secara kontinyu sangat penting terutama pada tanaman yang berumur muda dan baru tumbuh, untuk selanjutnya aktivitas penyiraman ini dapat disesuaikan dengan kondisi lingkungan lahan pekarangan apakah kekeringan atau basah (lembab). Salah satu upaya untuk mempertahankan ketersediaan air di lahan pekarangan adalah dengan membuat kolam (Andhika, 2009). Tetapi umumnya tanaman sayur disiram 1-2 kali per hari untuk tanaman sayur dalam pot.
Pemupukan bertujuan untuk memberikan suplai unsur hara tambahan pada tanaman. Sebaiknya bahan pupuk yang digunakan bersifat organik, misalnya pupuk organik cair , kompos dan pupuk kandang (Supriati, dkk., 2008).
Pengendalian hama penyakit lebih mudah dilakukan dalam kegiatan pemanfaatan pekarangan dengan tanaman sayur ini. Untuk tanaman di pot kemungkinan penularan penyakit melalui akar jarang terjadi karena akar diabatasi oleh pot. Pada lahan pekarangan yang sempit kita bisa mengendalikan hama dan penyakit secara manual sehingga penggunaan bahan kimia dapat dibatasi. Hal ini akan membuat sayuran yang dihasilkan dari pekarangan lebih sehat untuk dikonsumsi, karena merupakan sayuran organik (Prapanca, 2005).



6. Pemanenan
Sayuran perdu yang dipetik daunnya sudah dapat dipetik hasilnya pada umur 35 – 40 hari. Pemanenan dapat dilakukan dengan selang 3 – 4 hari. Namun berbeda denga bayam cabut dan kangkung darat dilakukan secara langsung dengan mencabut tanaman beserta akarnya. Jenis sayuran seperti kol, sawi, selada dipanen umur 2 – 3 bulan. Kacang-kacangan dipanen dengan melihat kondisi polong kacangnya. Cabe dan tomat dapat dipanen umur 45 – 50 hari setelah tanam. Labu siam dipanen antara 3 – 5 bulan setelah tanam. Tanaman yang tidak sekali panen jika pemeliharaannya baik dapat terus dipanen dalam waktu yang lama (Redaksi Trubus, 2009).
Tabel 3. Umur Panen pada Berbagai Jenis Sayur
Jenis Sayur
Umur Panen (bulan)
Tomat
Cabe
Terong
Bayam
Kangkung
Mentimun
Labu siam
Pare
Wortel
Seledri
Brokoli
Kol
Sawi
Pakchoi
Petsai
Selada
Bawang Daun
Kacang Panjang
Kacang buncis
Kacang kapri
2
4
4
1-1.5
3
2
3
2,5
3
2-3
1,5-5
3-4
2
2,5
2,5
2
2,5
2-2,5
2,5
3-4
Sumber: Supriati, 2009



VI.SIMPULAN
Pekarangan rumah berapa pun luasannya dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga akan meningkatkan produktivitasnya. Pekarangan yang ditanami dengan sayuran memberikan kontribusi yang cukup besar pada usaha mencukupi kebutuhan gizi keluarga. Dalam pemanfaatan pekarangan dengan sayuran harus diperhatikan juga aspek budidaya dari sayuran yang ditanam.
,,alhamdulillah